Rencana Presiden 3 Periode Terus Menguat, Pakar Beber Risikonya

01 Juni 2021 18:40

GenPI.co - Akademisi politik Kris Nugroho turut memberikan pandangannya terkait Referendum Terbatas Konstitusi 1945 di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait rencana presiden tiga periode.

Menurutnya, referendum itu berisiko besar memecah belah masyarakat.

“Dengan kata lain, referendum ini akan menghabiskan energi politik bangsa Indonesia,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (1/6/2021).

BACA JUGA:  Bola Panas Referendum 3 Periode, Kedaulatan Rakyat Atau...

Kris mengatakan bahwa energi politik itu seharusnya disalurkan untuk mengurusi masalah lain yang lebih penting, seperti pembangunan, kesejahteraan, dan penanganan pandemi covid-19.

“Energi untuk menyelesaikan masalah yang lebih penting itu akan terpecah, sehingga membuat dinamika ekonomi Indonesia akan makin terpuruk,” katanya.

BACA JUGA:  Wacana Presiden 3 Periode Mencuat, Pengamat: PDIP Cari Muka!

Tak hanya itu, referendum tersebut juga akan menghambat kinerja pemerintah dalam membawa Indonesia keluar dari krisis yang tengah dihadapi saat ini.

“Sebab, pemerintah jadi tak punya konsentrasi untuk melakukan perubahan-perubahan yang dibutuhkan untuk keluar dari krisis, mulai dari pandemi, ekonomi, dan lain sebagainya,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Pengamat Sebut Wacana Presiden 3 Periode Bikin Rakyat Frustrasi

Pengajar di Universitas Airlangga itu memaparkan bahwa referendum itu akan berefek pada kerugian ekonomi dan sosial di Indonesia.

“Belum lagi ancaman pembelahan masyarakat akan sangat besar,” paparnya.

Kris menuturkan bahwa referendum yang dilaksanakan oleh Komite Penyelenggara Referendum Terbatas Konstitusi 1945 NTT dan dipimpin oleh Staf Khusus Gubernur NTT Pius Rengka itu akan kontraproduktif.

“Referendum ini justru akan sangat kontraproduktif dan menimbulkan banyak kerugian,” tuturnya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co