Akademisi UGM Beber Nasib PAN Setelah Tak Ada Amien Rais, Kaget

03 Juni 2021 07:40

GenPI.co - Kondisi Partai Amanat Nasional (PAN) usai ditinggalkan Amien Rais sebagai salah seorang pendiri partai, sepertinya diambang kegamangan. Pasalnya, tak ada lagi sosok karismatik di dalam partai matahari terbit itu.

Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Jakarta Nyarwi Ahmad pun mencoba menganalisis dampaknya.

"Analisis saya, sejumlah konsekuensi akan terjadi di PAN," jelas Nyarwi Ahmad dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (1/6).

BACA JUGA:  Air Rebusan Kemangi Campur Madu Khasiatnya Wow Banget, Mujarab

Menurut Nyarwi Ahmad, konsekuensi pertama secara ideologis, tampaknya PAN akan bertransformasi menjadi partai dengan basis ideologi keislaman yang lebih moderat dan memiliki warna nasionalisme kebangsaan yang lebih kental.

Pengajar Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM) ini menilai, keluarnya figur Amien Rais dari PAN menjadikan partai itu lebih longgar dalam mereformulasikan positioning ideologisnya.

BACA JUGA:  Politikus PDIP Kecewa Lihat Prabowo Pilih Jokowi: Emang Presiden

Menurut Nyarwi Ahmad, PAN tidak lagi berbasis pemilih dengan orientasi ideologi keislaman saja, tapi juga kelompok-kelompok pemilih yang memiliki orientasi ideologi di luar itu.

Konsekuensi kedua, secara organisasi, PAN akan menjadi partai elektoral profesional (electoral professional party), karena tidak lagi tergantung pada bayang-bayang figur tertentu, khususnya Amien Rais.

"Ini menjadi peluang sekaligus juga tantangan," jelas Nyarwi Ahmad.

Pengamat politik itu menjelaskan, PAN memiliki peluang untuk merekrut beragam jenis sumber daya elite dan profesional dengan orientasi ideologi yang lebih terbuka.
Mereka tidak hanya berbasis pada orientasi keislaman, khususnya yang berasal dari kalangan pendukung Muhammadiyah.

Namun, ini juga menjadi tantangan bagi PAN karena elektabilitas partai masih sangat rendah sebagai sebuah organisasi, sebagaimana terpotret dalam sejumlah lembaga survei, termasuk Indonesian Presidential Studies (IPS).

Data IPS, April 2021 menunjukkan elektabilitas partai ini hanya berkisar di angka 2 persen.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan partai-partai yang berbasis pemilih Islam lainnya yang saat ini memiliki kursi di DPR RI, seperti PPP 3 persen, PKS 4,8 persen, dan PKB 6,4 persen. Elektabilitas PAN tersebut masih berada di bawah angka parliamentary threshold (PT).

Melihat hasil itu, nasib partai ini untuk Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 mendatang masih belum sepenuhnya aman.

Sementara konsekuensi ketiga, PAN tidak lagi menjadi partai yang didominasi dinasti politik, khususnya dari keluarga Amien Rais.

PAN memiliki kesempatan besar untuk mengembalikan dirinya sebagai partai yang terbuka, sebagaimana yang pernah terjadi ketika partai ini didirikan pasca-Reformasi 1998.

Konsekuensi terakhir, PAN tanpa bayang-bayang Amien Rais bisa lebih dinamis. Sebagai sebuah partai politik, partai ini juga berpeluang memperkuat proses demokrasi yang berada di level internal organisasi.

Peluang PAN untuk bermanuver dalam panggung politik nasional akan lebih terbuka dan gesit.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co