GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung menilai iklim politik Indonesia dalam dua tahun ke depan tak akan diasuh partai politik, tetapi lembaga survei dan kelompok oligarki. PDIP dan Puan Maharani ikut terseret.
Menurut Rocky, kelompok oligarki berperan untuk memantau siapa saja tokoh yang potensial untuk dijebak dalam pertandingan politik.
“Sementara itu, lembaga survei berharap mendapat tetesan kemakmuran para kandidat tersebut,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Minggu (6/6).
Rocky mengatakan bahwa hal itu merupakan akibat dari sistem politik Indonesia yang tak berbasi pada kurikulum inti partai politik.
“Dari partai itu enggak ada kurikulum inti. Jadi, itu tergantung siapa yang pesan kurikulum, maka dia nanti akan dilayani oleh partai,” katanya.
Akademisi itu memaparkan bahwa PDIP selalu mempunyai problem itu, karena selalu berupaya untuk menjadi partai kader.
“Iya, tapi kader itu hanya bisa disebut kader, jika ada perbandingan dengan kader lain di dalam partainya sendiri,” paparnya.
Oleh karena itu, jika yang diusung adalah kader tunggal, maka PDIP tak bisa disebut sebagai partai kader.
“Itu yang terjadi di PDIP sekarang, karena tak pernah dibuka kompetisi antarkader, maka ada kader tunggal yang bernama Puan Maharani,” ungkapnya.
Filsuf itu menuturkan bahwa Ketua DPR Puan Maharani tak dimaksudkan untuk ditandingkan dengan kader PDIP lainnya, karena dianggap sudah mampu menggaet suara masyarakat.
“Politik sudah berubah dan orang tak lagi melihat seseorang itu dari trah siapa. Orang mau lihat dia mampu atau tidak menjadi pemimpin secara intelektual, sosial, dan kultural,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News