AM Hendropriyono Tepis Tudingan Minta Jatah ke Presiden Jokowi

15 Juni 2021 10:15

GenPI.co - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono blak-blakan emosi menepis tudingan dirinya melobi Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar menantunya Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal Andika Perkasa bisa menjadi Panglima TNI.

Hendropriyono membeberkan, bahwa dirinya tidak mungkin sehina itu meminta-minta jabatan.

Hendropriyono mendadak menyampaikan hal tersebut karena adanya pemberitaan di salah satu media massa yang menudingnya melobi-lobi Jokowi agar menantunya yang kini menjabat KASAD bisa jadi Panglima TNI.

BACA JUGA:  5 Ciri Wajah Pembawa Keberuntungan, Jangan Sia-siakan

"Saya tidak pernah begitu hina mau nyosor meminta-minta jabatan. Tidak untuk menantu, anak, apalagi untuk saya sendiri. Tidak pernah," tegas Hendropriyono dalam keterangannya kepada wartawan, Senin (14/6).

Menurut Hendropriyono, pertemuannya pada 7 Mei 2021 berkaitan dengan ulang tahunnya yang ke-76.

BACA JUGA:  Akademisi: Juli Bisa Jebol, Pemerintahan Jokowi Sangat Berbahaya

"Sebagai Presiden, tidak mungkin beliau yang datang ke rumah saya. Silaturahmi sebagai dua sahabat adalah hal yang biasa, karena Pak Jokowi setelah menjadi Presiden tidak berubah sama sekali dengan sewaktu dulu sebagai rakyat biasa," bebernya.

Dalam klarifikasinya, Hendropriyono pun mempertanyakan media yang menulis isu dirinya melobi Jokowi agar Jenderal Andika Perkasa menantunya bisa jadi Panglima TNI.

"Tempo mengambil sumber katanya dari 3 orang purnawirawan. Kredibilitasnya mereka apa? Kenapa tidak cross check kepada Pak Jokowi atau pihak Istana yang jelas kredibel, menyangkut pertemuan saya tersebut? Tidak perlu harus ngarang berita dan ngarang-ngarang sumber, jika pers tersebut memang terpandang dan profesional," jelas Hendropriyono.

"Kalau mau mencuri perhatian publik untuk meningkatkan rate, jangan menyalahgunakan hak kebebasan pers. Melepas hoaks seperti itu merupakan bentuk manipulasi terhadap hak-hak pers, untuk membunuh karakter seseorang atau membuat orang jadi mati perdata," lanjutnya.

Hendropriyono pun mengakui tidak menggunakan hak jawab ke sumber berita tersebut.
Menurutnya percuma saja, karena akan ditenggelamkan oleh ingar bingar suara hoaks yang terlebih dahulu sudah menyebar di publik.

"Melayani dengan berpolemik di manapun, punya implikasi menaikkan rate majalah atau portal medianya, yang berarti membantu Tempo mencapai tujuan," ungkap Hendropriyono.

"Media yang terpandang selalu memverifikasi kepada Dewan Pers, sehingga tidak liar dan jadi kontra produktif, karena merusak nama baik Tempo sendiri," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co