GenPI.co - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Martin Manurung angkat bicara soal polemik utang Garuda yang mencapai Rp 70 triliun.
Martin mengatakan, dengan utang sebanyak itu dan terus akan membengkak, negara bisa angkat tangan.
"Kalau diharapkan dukungan negara, ya, tidak mungkin bisa memenuhi itu semua," kata Martin Manurung, di Jakarta, Jumat (18/6).
Martin blak-blakan membongkar permasalahan yang ada, terutama saat dirinya membandingkan dengan kasus Jiwasraya.
Saat kasus itu mencuat dan negara mengambil tindakan, Martin mengaku jiwanya teriris.
Sebab, di saat yang bersamaan di dapilnya sendiri ada permasalahan pupuk yang nilainya sekitar Rp 20 triliun.
"Akan tetapi, kenyataannya di sini bisa membantu Jiwasraya lebih besar dibanding pupuk," katanya.
Meski tampak kecewa, Martin menganggap itu adalah pilihan politik yang harus diambil negara.
Dalam permasalahan Garuda, Martin meminta semua pihak untuk mencari tombol restart perusahaan ini.
Manajemen harus mengajak bicara semua stakeholder, termasuk karyawan.
"Ini berat. Kalau tidak ada tindakan, efeknya bisa berlarut-larut," katanya.
Seperti diketahui, permasalahan Garuda makin hari kian pelik.
Per hari ini (18/6), Bursa Efek Indonesia telah menyetop sementara
perdagangan saham PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) seiring dengan sikap perseroan yang menunda pembayaran kupon suku global.
Saham GIAA pun tak bergerak di angka Rp222. Sepanjang 2021, saham GIAA memang mengalami penurunan tajam hingga 44,78 persen.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News