GenPI.co - Hal itu pun membuat Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menanggapi polemik tersebut.
Dirinya mengatakan bahwa ada pihak-pihak yang ingin mengubah tatanan demokrasi, terkait wacana presiden tiga periode.
Padahal, tatanan demokrasi ini sudah dibangun secara baik, setelah adanya reformasi di Indonesia.
"Sangat jelas, bahwa pembatasan masa jabatan presiden selama 10 tahun untuk memperkecil peluang bagi penguasa menyalahgunakan jabatannya," jelas Fernando dalam keterangan yang diterima GenPI.co, Senin (21/6).
Dirinya meyakini bahwa Jokowi benar-benar tidak berniat untuk melanjutkan masa jabatannya menjadi 15 tahun.
"Jangan menjerumuskan Jokowi hanya untuk kepentingan terselubung para presiden tiga periode," tegasnya.
Fernando memprediksi Jokowi sudah menyiapkan calon pemimpin masa depan untuk mengikuti konstestasi Pilpres 2024.
"Jokowi mampu menghadirkan sosok pemimpin yang bisa melanjutkan pembangunan selama dirinya menjabat," lanjutnya.
Beberapa nama disebut Fernando merupakan para pembantunya yang saat ini berada di Kabinet Jokowi.
Mereka di antaranya Kepala staff kepresidenan Moeldoko, Menteri BUMB Erick Thohir, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
"Mereka mampu menjalankan pemerintahan dan membangun Indonesia lebih baik," tutur Fernando.
Melalui jabatan yang saat ini dipercayakan kepada mereka, Jokowi sedang mengkader mereka agar siap untuk memimpin Indonesia pada periode berikutnya.
Dia menilai pemerintah tiga periode akan membuka penyalahgunaan kekuasaan yang akan berdampak kepada pemerintahan otoriter.
"Karena dapat merusak tatanan demokrasi yang sudah diperjuangkan masyarakat, khususnya aktivis 98," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News