GenPI.co - Akademisi politik Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie Philipus Ngorang memberikan pendapatnya terkait terbentuknya Komunitas Jok-Pro 2024 yang mengusung duet Joko Widodo dan Prabowo Subianto pada pilpres mendatang.
Menurut Philipus Ngorang, para anggota komunitas itu ingin mengulang kesuksesan pemerintahan Presiden Jokowi untuk ketiga kalinya.
"Hal itu dikatakan secara terus terang oleh M Qodari yang menjadi salah satu pengusung pembentukan komunitas itu," jelas Philipus Ngorang kepada GenPI.co, Sabtu (26/6).
Namun, Philipus Ngorang menilai bahwa apa yang ingin dilakukan M Qodari itu tentu berbenturan dengan beberapa syarat.
"Syarat pertama, harus disetujui oleh MPR dan diajukan oleh partai politik," ungkapnya.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu mengatakan bahwa hal tersebut tak akan mudah, karena mengharuskan adanya amandemen UUD 1945 Pasal 7.
Oleh karena itu, kelompok pendukung Presiden Jokowi menjabat tiga periode mengusulkan pemilihannya lewat referendum.
"Referendum itu akhirnya hanya mengambil suara berapa persen masyarakat yang menyetujui Jokowi untuk tiga periode," jelasnya.
Lebih lanjut, Philipus Ngorang menegaskan bahwa referendum itu akan menyebabkan berbagai dampak turunan.
Menurutnya, jika referendum itu dilakukan, akan menjadi preseden politik yang kurang bagus di masa mendatang.
"Nanti apa-apa minta referendum, itu nantinya jadi tidak baik," pungkas Philipus Ngorang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News