GenPI.co - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menyoroti konflik di Papua yang kembali memanas.
Menurutnya, situasi di Papua itu menjadi ujian keras bagi Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Fernando mengatakan, dirinya sangat menyayangkan konflik di Papua berujung pada pembakaran kantor penyelenggara pemilu dan kantor milik pemerintah lain.
"Kepolisian harusnya sudah bisa mengantisipasi hal tersebut," kata Fernando kepada GenPI.co, Jumat (2/7).
Fernando membeberkan, kepolisian setempat seharusnya bisa lebih jeli dalam memahami karakteristik masyarakat di sana.
Alhasil, segala bentuk potensi kerusuhan akibat polemik putusan Mahkamah Konstitusi bisa diredam.
"Selain itu, penyelenggara pemilu juga harus memeriksa dan memberikan sanksi kepada KPU dan Bawaslu atas lolosnya salah satu calon yang tidak memenuhi persyaratan," katanya.
Seperti diketahui, situasi keamanan di distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Papua sempat memanas.
Terjadi aksi pembakaran kantor pemerintahan oleh massa pendukung paslon bupati Erdi Dabi-John Wilil.
Kerusuhan itu terjadi ditengarai karena putusan MK yang mendiskualifikasi paslon Erdi Dabi-John Wilil karena belum memenuhi syarat.
Adapun, syarat yang dimaksud ialah narapidana harus menunggu lima tahun untuk bisa ikut kembali dalam pertarungan politik.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News