GenPI.co - Akademisi Rocky Gerung blak-blakan menyoroti pernyataan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
Sebelumnya, Ali Ngabalin menyebut sejumlah pihak yang mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mundur adalah sampah demokrasi.
Padahal, Rocky Gerung menilai tuntutan dari masyarakat yang meminta Jokowi untuk mundur adalah hal yang biasa dalam negara demokrasi.
Rocky Gerung mengungkapkan hal tersebut dalam video yang diunggah di kanal YouTube miliknya.
Menurut Rocky Gerung, Ali Ngabalin tidak memahami intisari demokrasi dan menyebutnya sebagai tong sampah.
"Kita jadi sampah untuk masuk ke kepala mereka, karena mereka tong sampah. Kan ada di kepalanya mereka tuh," jelas Rocky Gerung dikutip GenPI.co, Sabtu (10/7).
Mantan dosen filsafat Universitas Indonesia ini mengungkapkan, bahwa Ali Ngabalin terlalu berlebihan dalam menanggapi tuntutan masyarakat yang meminta Jokowi mundur.
Rocky Gerung bahkan mengatakan pemerintah seharusnya tidak perlu terbawa perasaan (baper) mengenai tuntutan masyarakat itu.
Menurutnya, desakan dari masyarakat yang meminta Jokowi untuk mundur adalah konsekuensi logis atas kegagalannya dalam menangani pandemi Covid-19 yang meningkat cukup tajam di Indonesia dalam sepekan terakhir ini.
"Menangani Covid-19 itu kan konsistensi kebijakan, taat pada ilmu pengetahuan. Itu semua dilanggar. Jadi, impact dari kegagalan pemerintah kan mundur. Ya pemerintah hari ini secara faktual gagal. Apa yang berhasil?" ungkap Rocky Gerung.
Selain itu, Rocky Gerung juga menyoroti anggaran penanganan Covid-19 yang digunakan untuk memobilisasi tentara dan polisi yang bertugas mencari data masyarakat miskin.
Menurut Rocky Gerung, untuk mencari data seperti itu, seharusnya pemerintah langsung memobilisasi pihak desa dan kelurahan.
"Biaya untuk memobilisasi tentara dan polisi itu juga mahal sekali. Hal yang sebetulnya kasih aja langsung ke kelurahan kan. Kalau orang punya uang dia enggak akan nyolong uang pemberian pemerintah, karena dia tahu tetangganya miskin," jelas Rocky Gerung.
"Jadi, rakyat menganggap kita enggak perlu lagi pemerintah, bukan mengusik pemerintah, tapi sudah enggak diperlukan. Jadi, ya mundur saja, orang sudah enggak diperlukan. Itu biasa aja," pungkasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News