GenPI.co - Anggota DPR RI Fadli Zon buka-bukaan mempertanyakan alasan Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) masih menggunakan vaksin Sinovac asal China yang diragukan efikasinya.
Hal tersebut diungkapkan Fadli Zon saat bersama Karni Ilyas dalam video yang diunggah di kanal YouTube Karni Ilyas Club.
Fadli Zon membeberkan, bahwa vaksin Sinovac bahkan tidak diakui di sejumlah negara lain.
Salah satu negara yang tidak menggunakan vaksin Sinovac dalam program vaksinasi nasional adalah Singapura.
Pasalnya, Singapura mengandalkan vaksin buatan Amerika Serikat, Moderna dan Pfizer, dengan alasan tingkat efikasi tinggi.
"Saya pendukung bahwa kita ini perlu divaksin. Tapi, harus ada penjelasan, kenapa vaksin yang kita gunakan ini, terutama Sinovac, kok tidak diakui di negara-negara lain?" jelas Fadli Zon dikutip GenPI.co, Minggu (11/7).
"Saya termasuk yang kena (Covid-19 meski sudah divaksin). Tapi relatif, vaksin merek lain seperti Pfizer dan sebagainya, kok lebih ampuh. Nah, ini harus ada penjelasan, karena ini memakan biaya saya kira jumlahnya berapa ratus triliun, tuh," sambungnya.
Pernyataan Fadli Zon tersebut kemudian ditanggapi Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin.
"Tidak mungkin pemerintah dalam mengambil satu keputusan itu tidak melibatkan para ahli," jelas Ali Ngabalin.
Menurut Ali Ngabalin, dalam menangani kasus Covid-19, termasuk yang sekarang varian baru, tidak mungkin ada satu kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tanpa bertanya atau melibatkan para ahli.
"Semua keputusan termasuk menggunakan vaksin ini pun, itu berdasarkan keputusan yang tidak pendek waktunya, tidak sedikit jamnya, diperbincangkan dengan para ahli," jelas Ali Ngabalin.
Saat ini, Indonesia sedang mengalami lonjakan Covid-19 selepas masa libur Idul Fitri 2021. Kenaikan kasus juga dipicu oleh masuknya varian virus Delta yang memiliki daya tular lebih tinggi.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News