GenPI.co - Pengamat politik Ujang Komarudin menilai hasil survei dari lembaga Indostrategic soal simulasi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang mencatat Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berada di posisi puncak dengan elektabilitas 20,25 persen merupakan hal wajar.
Pasangan yang terdiri dari Gubernur DKI Jakarta dan Ketua Umum Partai Demokrat itu mengungguli pasangan capres dan cawapres populer, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan Ketua DPR RI, Puan Maharani dengan 14,65 persen.
"Soal partai dan figur itu beda, ya. Soalnya ini kan pilpres, lebih banyak kepada figur calon. Figur mana yang disukai oleh publik, itu yag akan dipilih," ujar dia kepada GenPI.co, Rabu (4/8/2021).
Menurut dosen Universitas Al-Azhar itu, Anies-AHY bisa unggul karena popularitas keduanya di mata masyarakat sudah cukup baik.
"Sementara Puan Maharani, mungkin karena sosoknya yang belum bisa diharapkan oleh publik karena elektabilitasnya masih rendah," katanya.
Lebih lanjut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) itu juga mengungkapkan alasan sosok Prabowo Subianto yang dinilai kurang menarik di mata publik.
"Lalu Prabowo dianggap sudah terlalu lama mencapreskan diri. Kan, sudah tiga periode dan selalu kalah. Jadi, rakyat butuh figur-figur darah segar. Kelihatannya begitu," tandasnya.
elain Anies-AHY dan Prabowo-Puan, survei Indostrategic terkait simulasi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menunjukkan, pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil ada di urutan ketiga dengan 8,05 persen.
Disusul Prabowo Subianto-Ridwan Kamil dengan 5,13 persen, dan AHY-Sandiaga Uno dengan 5,05 persen.
Sedangkan, di luar 5 pasangan capres dan cawapres itu, ada Ganjar-AHY, Prabowo-Sandiaga, Puan-Ridwan Kamil, AHY-Muhaimin Iskandar, Ganjar-Airlangga, dan Anies-Sandiaga, yang semua elektabilitasnya di bawah 5 persen.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News