GenPI.co - Pendiri lembaga survei KedaiKopi sekaligus pengamat politik Hendri Satrio menyoroti sejumlah baliho bergambar Ketua DPR RI Puan Maharani yang tersebar di Indonesia.
Menurutnya, mengkritik dan mengajarkan Puan Maharani soal empati di kala pendemi Covid-19 tidak diperlukan.
Sebab, Puan merupakan pejabat tertinggi legislatif tanah air.
“Ya, ngapain juga para petinggi politik yang pasang baliho kampanye kita ajarin empati dan berjiwa sosial di masa pandemi?” ujar Hendri Satrio dalam akun Twitter-nya dan GenPI.co telah diizinkan mengutip, Kamis (5/8).
Menurit Hendri, Puan seharusnya sudah paham dengan situasi yang sedang dihadapi Indonesia, yakni tingginya angka Covid-19.
“Mereka (Puan dan jajarannya, red) kan mestinya udah paham, dong. Lagipula, kan, enggak mungkin kita maksa orang untuk beramal,” tandasnya.
Di sisi lain, Anggota DPR RI Komisi I Fadli Zon mengoreksi baliho Puan yang terpasang di berbagai daerah di Indonesia.
Baliho yang bertuliskan ‘Kepak Sayap Kebhinnekaan’ menjadi sorotan bagi Fadli Zon.
Dirinya mengoreksi kata kebhinekaan yang salah dalam baliho tersebut.
Apalagi, menurutnya baliho tersebut berukuran sangat besar dan tersebar di seluruh penjuru Nusantara.
“Mari gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Apalagi dalam bentuk baliho besar yang terpampang ke seantero negeri,” ujar Fadli Zon.
Menurut Fadli Zon, tidak ada kata ‘kebhinnekan’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) seperti yang terpampang pada baliho raksasa Puan. Yang ada ialah kata ‘kebhinekaan’.
“Yang benar itu ‘kebinekaan’ bukan ‘kebhinnekaan’. Akan tetapi kelihatannya semua baliho sudah dipajang. Sekadar koreksi,” katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News