GenPI.co - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan program pendidikan karakter bagi siswa di barak militer selama ini tidak melanggar hak anak.
Hal tersebut disampaikannya seusai diskusi dengan Menteri HAM Natalius Pigai di Kantor Kementerian HAM, Jakarta, Kamis (8/5).
Dedi Mulyadi mengatakan program tersebut justru melatih disiplin anak supaya bisa menerima pelajaran dengan baik.
“Kenapa? Selama ini mereka bolos sekolah. Tidak pernah belajar, rata-rata bangunnya jam 10 siang,” katanya dikutip dari Antara, Jumat (9/5).
Politikus Partai Gerindra itu mengungkapkan anak bermasalah yang mendapat pendidikan di barak pun memperoleh lingkungan yang baik.
Selain itu, para siswa yang masuk program ini sudah melalui persetujuan dari orang tua. Merea mendapat pendidikan sekitar 28 hari.
Kemudian ada pendampingan dari dokter, psikologi, serta guru ngaji. Para siswa juga tetao mendapat pendidikan formal seperi teman-teman kelasnya.
“Para siswa ini juga ikut ujian serta pendidikan biasa. Jadi terkoneksi dengan sekolah dan tetap menjadi siswa,” ujarnya.
Dedi menilai program ini menjadi solusi yang terbaik. Sebab orang tua maupun sekolah sudah tak bisa menyelesaikan permasalahan remaja di Jawa Barat.
“Sekolah dan keluarga tidak bisa menyelesaikan problem ini. Harus ada upaya jangka pendek melalui pola pendidikan disiplin,” ucapnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News