GenPI.co - Akademisi politik Philipus Ngorang memberikan pendapat terkait mural 'Jokowi 404: Not Found' yang viral di media sosial.
Mural yang terletak di Batu Ceper, Kota Tangerang, itu pun menjadi polemik dan berujung pada pencarian penggambar oleh polisi.
Hingga kini, dua orang telah diperiksa untuk dimintai keterangannya soal pembuatan mural tersebut.
Menurut Ngorang, semua pihak harus bisa membedakan antara kritik dan penghinaan kepada pemerintahan Jokowi.
“Mana yang disebut kritik dan mana yang disebut penghinaan itu orang susah membedakan,” ujarnya kepada GenPI.co, Selasa (17/8).
Ngorang mengatakan bahwa banyak pihak juga yang kurang bisa memahami makna kebebasan berpendapat dalam demokrasi.
“Orang terkadang memahami bahwa hal seperti itu saja sudah bisa disebut sebagai demokrasi,” katanya.
Pengajar di Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie itu memaparkan bahwa berdemokrasi juga ada batas-batasnya.
Menurutnya, ada koridor yang harus diikuti dan ditaati oleh semua orang.
“Demokrasi itu ada kebebasan, tetapi demokrasi itu bukan sebebas-bebasnya,” paparnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News