Manuver PAN, Ada Udang di Balik Batu

29 Agustus 2021 10:10

GenPI.co - Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia Democratic Policy Satyo Purwanto memberi tanggapan terkait masuknya Partai Amanat Nasional (PAN) ke dalam koalisi Presiden Joko Widood (Jokowi)

Dirinya lantas menduga adanya penawaran menarik dari pihak istana untuk PAN. Sebab, dirinya merasa bahwa tidak ada urgensi pelebaran koalisi .

“Tentu ada alasan lain mengapa istana mengundang PAN, mungkin saja menawarkan beberapa kursi di kabinet,” ujar Satyo kepda GenPI.co, Sabtu (28/8).

BACA JUGA:  Dokter Boyke Bongkar Titik Kelemahan Wanita, Bisa Kelepek-kelepek

Menurutnya, hal tersebut sangat mungkin jika ada kebutuhan untuk menyukseskan Pemilu 2024.

“Yang tidak kalah penting agenda sebelum 2024 adalah rencana MPR untuk amandemen UUD 1945 khususnya terkait agenda PPHN wacana mengaktifkan kembali GBHN diera milenial,” katanya.

BACA JUGA:  Kunci Kemenangan Anies Baswedan di Pilpres Ada di Sini

Oleh sebab itu, menurut Satyo, masyarakat patut curiga ada niat pemerintah untuk amendemen konstitusi.

“Saya khawatirkan menjadi bola liar dan akan banyak UU lain yang akan diamendemen pula, maybe yes, maybe no,” tandasnya.

BACA JUGA:  PAN Gabung Koalisi, Nadiem Makarim Bisa Terpental

Di sisi lain, Ahli hukum tata negara Refly Harun membeberkan skenario terburuk setelah bergabungnya PAN ke kolam istana.

Menurutnya, akan ada permufakatan yang berpotensi menjadi kejahatan demokrasi di Indonesia.

“Kalau misalnya 7 partai itu bermufakat untuk menyingkirkan Partai Demokrat dan PKS,” ujar Refly Harun.

Refly mengatakan bahwa salah satu caranya adalah dengan tidak mengajak PKS dan Partai Demokrat dalam pemilu.

“Caranya dengan tidak melibatkan mereka dalam koalisi manapun. Bisa membuat 3 calon dengan 7 parpol tersebut,” lanjutnya.

Setelah terbentuk 3 pasang calon tersebut, menurut Refly, akan ada pembagian dan cawe-cawe kekuasan yang terjadi.

“Maka, pesta itu hanya akan ada di oligarki istana yang saat ini sudah berhimpun menjadi kekuatan partai politik. Ini berpotensi menjadi kejahatan demokrasi,” ujar Refly Harun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cahaya Reporter: Panji

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co