GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung membeberkan hikmah yang bisa diambil dari konflik yang terjadi antara dirinya dengan Sentul City.
“Kita diperlihatkan bahwa ada polemik tanah yang cukup besar dan saya masih di-bully sebagai orang yang memonopoli tanah,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa (14/9).
Rocky pun memaparkan bahwa ada sekitar 6 ribu orang yang bernasib sama dengan dirinya.
“Saya harap Sentul City bisa memikirkan hal itu,” paparnya.
Akademisi itu bahkan menawarkan rumahnya untuk digusur Sentul City dan mengimbau pengembang tersebut untuk tak menggusur kampung di sekitar rumahnya.
“Saya masih bisa pindah-pindah, saya dapat banyak rumah juga. Namun, mereka yang ada di perkampungan bawah itu kekurangan rumah,” ungkapnya.
Selain itu, tanaman singkong dan salak yang biasa dijual warga juga ikut digusur pihak Sentul City.
Rocky pun mengatakan bahwan Sentul City tak hanya menggusur bangunan fisik, tetapi juga menghancurkan satu ekosistem.
“Hak air bersih terganggu, hak ulat untuk manjat-manjat kembang terganggu. Lebah yang biasanya buat madu juga hilang,” katanya.
Lebih lanjut, Rocky ingin negara dan masyarakat memahami bahwa kasus ini bukan sekadar Rocky Gerung versus Sentul City.
“Namun, ini lingkungan hidup versus korporasi yang rakus dan itu membahayakan kehidupan manusia ini,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News