GenPI.co - Pengamat intelijen dan terorisme Stanislaus Riyanta memberikan sorotan atas tewasnya Ali Ahmad alias Ali Kolora dan Jaka Ramadhan alias Ikrima. Ada catatan baru yang dibongkar.
Ali Kalora merupakan Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Dia tewas dalam kontak senjata dengan Satuan Tugas (Satgas) Magado Raya di Desa Astina, Kecamatan Torque, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Saat ini, sesuai dengan daftar pencarian orang (DPO) kelompok MIT masih tersisa empat orang.
Riyanta mengatakan, tewasnya dua sosok MIT membuat jumlah berkurang dan mental anggota sisa akan terpengaruh.
"Persenjataan mereka juga berkurang karena satu senjata laras panjang dengan jenis menyerupai M-16 berhasil diamankan aparat keamanan," jelasnya kepada GenPI.co, Senin (20/9).
Menurutnya, ada tiga hal yang bisa terjadi terhadap sisa kelompok MIT.
Pertama, melakukan aksi akhir karena sudah merasa terdesak dan melancarkan motif balas dendam.
"Kemungkinan kedua adalah tetap bersembunyi di hutan menjauh dari aparat keamanan dan masyarakat," jelasnya.
Namun, dia menyebut itu tidak akan bertahan lama. itu lantaran kejaran aparat keamanan yang semakin solid dan berpengalaman di medan Poso.
Untuk kemungkinan ketiga, Riyanta terang-terangan mengatakan menyerah kalah.
"Untuk mewujudkan ini, aparat keamanan perlu melakukan dialog kepada para tokoh yang bisa berhubungan dengan sisa kelompok MIT. Itu untuk mengimbau agar mereka menyerah," jelasnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News