GenPI.co - Dugaan penganiayaan yang dilakukan Irjen Napoleon Bonaparte terhadap Muhammad Kace dikomentari oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Wakil ketua umumnya Anwar Abbas.
Dia menyebut bahwa itu adalah pelajaran untuk Muhammad Kace agar tidak lagi melakukan pelecehan terhadap agama.
Menurut Anwar Abbas, Napoleon Bonaparte mengerti apa yang dilakukannya terhadap Muhammad Kace.
Sebab pria yang kini juga meringkuk di tahanan Bareskrim Polri itu adalah adalah seorang aparat penegak hukum.
“Kita tahu Napoleon Bonaparte itu bukan orang sembarangan dan bukan orang yang tidak mengerti hukum, tetapi malah sangat-sangat mengerti,” katanya kepada JPNN, Senin (20/9).
Peristiwa ini juga menunjukkan bahwa agama dan keimanan adalah masalah sensitif sebaiknya tidak diganggu-ganggu.
Sebab menurut Anwar Abbas, setinggi apapun jabatan seseorang mengenai hukum tapi jika agamanya diganggu, maka yang berbicara adalah keimanannya.
“Kita mengharapkan negara dan para penegak hukum hendaknya benar-benar cepat tanggap bila ada masalah-masalah yang menyangkut pelecehan terhadap agama," jelas dia.
Menurut Anwar Abbas, ada konsekuensi perpecahan anak bangsa jika penegak hukum tidak menjaga isu tersebut dengan baik.
“Agar persatuan dan kesatuan kita sebagai warga bangsa tidak rusak dan dirusak oleh sikap dan perbuatan dari orang atau segelintir orang," kata Anwar Abbas.(JPNN/GenPI)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News