GenPI.co - Pakar intelijen dan terorisme Ridlwan Habib mengatakan, Mujahidin Indonesia Timur (MIT) makin lemah. Kekuatan MIT rontok setelah petingginya, Ali Kalora, tewas.
Selain itu, MIT juga diduga sudah kehilangan sejumlah bantuan dari luar.
"Setelah Santoso tewas pada 2016, MIT tak lagi dapat bantuan dari jaringan JAD di luar Sulteng," kata Ridlwan kepada GenPI.co, Rabu (22/9).
Hal itu makin diperparah dengan adanya operasi Madago Raya yang melibatkan ribuan pasukan keamanan di wilayah tersebut.
"MIT ini sangat lemah dan hanya bertahan hidup dari merampok ladang-ladang petani di kaki gunung," katanya.
Ridlwan mengatakan, usai tewasnya Ali Kalora, praktis MIT menyisakan empat anggotanya yang masih berkeliaran.
Namun, keempatnya itu diduga bukanlah orang hebat yang memiliki kemampuan bertempur.
"Saya meyakini empat orang ini akan segera tertangkap atau kalau tidak mereka menyerah sendiri," katanya.
Menurutnya, kerja cemerlang ini tak bisa dilepaskan dari ciamiknya Satgas Mandago Raya.
Hal ini membuktikan adanya sinergitas antara Polri dan TNI.
"Ini upaya taktis yang bisa menjadi role model penanganan terorisme di Indonesia," katanya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News