GenPI.co - Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Nurul Amalia Salabi menyoroti masuknya nama insan Kompolnas Poengky Indarti di Tim Seleksi KPU-Bawaslu.
Menurutnya, karena timsel ini bukan hanya fokus ke KPU, melainkan juga Bawaslu, maka kehadiran Poengky tampaknya punya tujuan khusus.
"Bisa jadi perwakilan Kompolnas dipilih untuk menyoroti masalah Bawaslu yang selama ini punya problem di Sentra Gakkumdu," kata Nurul kepada GenPI.co, Selasa (12/10).
Adapun, Sentra Gakkumdu sendiri ialah gabungan antara Bawaslu, Kepolisian RI, dan Kejaksaan Agung, dengan tugas menindak dugaan pelanggaran dalam gelaran pemilihan umum.
Meskipun demikian, kehadiran Poengky tampaknya jadi sebuah polemik baru.
"Hanya persoalannya Ibu Poengki yang saat ini merupakan kompolnas, mewakili unsur pemerintah atau unsur dari pihak lain (akademisi dan masyarakat)?" katanya.
Sebab, dari unsur pemerintah sudah ada nama dari Kemenkumhm, KSP, dan Kemendagri.
Seperti diketahui, ada empat nama yang terindikasi dari unsur pemerintah di Timsel Anggota KPU-Bawaslu.
Mereka ialah Deputi IV KSP Juri Ardiantoro, Dirjen Polpum Kemendagri Bahtiar, Wamenkumham Edward Omar Sharif Hiariej, dan Kompolnas Poengky Indarty.
Padahal, pada Pasal 22 Ayat 3 UU Nomor 7 Tahun 2017 menyebutkan bahwa tim seleksi KPU atau Bawaslu terdiri dari tiga orang unsur pemerintah, empat orang unsur akademisi, dan empat orang unsur masyarakat.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News