GenPI.co - Peneliti Utama Indonesia Political Opinion (IPO) Catur Nugroho menanggapi polemik ucapan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengenai Kemenag.
Menurutnya, pernyataan tersebut makin memperjelas posisi penting Kemenag di isi tokoh Nahdlatul Ulama (NU).
"Ucapan Gus Yaqut itu makin jelas bahwa Kemenag dikuasai NU untuk pengisian pos-pos jabatan penting, seperti Dirjen dan Direktur," ucap Catur kepada GenPI.co, Selasa (26/10).
Selain posisi Direktur Jenderal, kata dia, tokoh NU pun menyasar pemilihan Rektor Perguruan Tinggi di bawah Kemenag
Menurut Catur, kondisi tersebut menjadi hal yang biasa terjadi pada setiap pemimpin yang berkuasa.
"Politik nepotisme dan clientelisme itu, kan, sebenarnya terjadi di setiap rezim," jelasnya.
Catur menjelaskan politik keluarga itu kerap terjadi, bahkan di lingkungan Kementerian Agama.
Jika Presiden Jokowi mengangkat Menteri Agama dari NU, sudah bisa dipastikan pemilihan struktur di Kemenag juga berasal dari kalangan yang sama.
"Tentu saja menteri yang bersangkutan akan memilih orang-orang yang memiliki kesamaan ideologi dan kepentingan," imbuhnya.
Catur bahkan menilai politik nepotisme juga dilakukan oleh Presiden Jokowi saat menentukan pejabat publik di instansi pemerintah.
"Bahkan, Presiden kita juga melakukan hal yang sama dalam mengangkat Menteri, pejabat Dirjen Kementerian, Direktur BUMN, hingga komisaris BUMN," kata dia.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News