GenPI.co - Ekonom sekaligus Co-Founder Narasi Intitute Fadhil Hasan membongkar sejumlah kejanggalan soal tarif tes PCR di Indonesia.
Dia menyoroti kebijakan publik yang diambil pemerintah, yang mana tes PCR diharuskan bagi pengguna moda transportasi udara.
Kini, bahkan mulai diwacanakan akan diterapkan di semua moda transportasi.
“Ini seolah menafikan program vaksin yang sedang digencarkan pemerintah. Ada apa di balik kebijakan ini?” kata Fadhil dalam webinar Bisnis Di Balik Pandemi, Jumat (29/10).
Fadhil juga menyoroti keterkejutan masyarakat lantaran adanya penurunan harga tes PCR sangat tajam.
Sebab, di fase awal pandemi tarifnya bisa mencapai Rp 2 juta, lalu turun menjadi Rp 950 ribu, turun lagi ke Rp 475 ribu, hingga kini jadi Rp 300 ribu.
“Sebenarnya berapa tarif yang real? Bagaimana tarifnya bisa turun? mekanisme turun bagaimana?” katanya.
Selanjutnya, pertanyaan yang tak bisa dielakan juga ialah siapa saja pemain bisnis ini dan berapa keuntungannya.
“Pertanyaan tersebut tentu menyasar pada kebijakan publik yang dilakukan tidak transparan dan akuntabel,” katanya.
Menurutnya, permasalahan tes PCR ini merupakan bagian dari kebutuhan akan kesehatan dan publik secara luas.
Oleh karena itu, mekanisme yang ada mestinya transparan, karena jika tidak, yang ada hanya keuntungan finansial semata.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News