GenPI.co - Direktur Eksekutif Lembaga Survei KedaiKopi Kunto Adi Wibowo menilai ada hal yang sangat penting untuk menduduki jabatan sebagai juru bicara presiden.
Dirinya mengatakan sosok tersebut tidak boleh malu untuk meminta maaf kepada rakyat apabila Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan blunder komunikasi.
"Menurut saya permintaan maaf bukan berarti merusak citra presiden, tidak. Permintaan maaf justru sangat bagus," ujar Kunto kepada GenPI.co, Selasa (2/11).
Bukan tanpa alasan, menurut Kunto, hal tersebut merupakan upaya untuk meredakan emosi dan ketegangan rakyat apabila Jokowi menyatakan hal yang tidak diharapkan masyarakat.
"Selain itu, sosok tersebut juga harus bisa berkoordinasi dengan jubir-jubir di instansi yang lain. Karena secara struktural, dia memiliki jabatan yang lebih tinggi," katanya.
Oleh sebab itu, Kunto menjelaskan sosok ideal juru bicara yang akan ditunjuk presiden harus bisa berkomunikasi dengan benar kepada jajaran juru bicara di pemerintahan.
"Komunikasi ini seperti orkestra, tidak harus semuanya sama, akan tetapi, kalau salah satunya fals, hal tersebut jadi terdengar tidak enak," tuturnya.
Dirinya lantas mengatakan bahwa penyambung lidah presiden harus bisa merangkap sebagai pemandu orkestra. Hal tersebut agar komunikasi antar lembaga pemerintah berjalan baik.
"Sehingga, yang satu bisa bass, sopran dan lain-lain. Saya kira itu yang jadi kriteria pengganti jubir presiden," tandasnya.
Seperti diketahui, juru bicara presiden sebelumnya yakni Fadjroel Rachman sudah tidak lagi menjabat.
Dirinya kini telah ditunjuk sebagai duta besar Republik Kazakhstan merangkap Republik Tajikistan berkedudukan di Nur Sultan.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News