GenPI.co - Direktur Eksekutif Center for Youth and Population Research (CYPR) Dedek Prayudi menyoroti polemik MUI DKI Jakarta.
Sebelumnya, MUI DKI Jakarta terang-terangan ingin membentuk pasukan siber guna membentengi Anies Baswedan.
Wacana itu pun menjadi polemik, bahkan menimbulkan pandangan MUI DKI Jakarta mengalami kemunduran.
Menurut Dedek, tingkat maju atau mundur MUI Jakarta sangat kompleks.
"Bukan MUI DKI Jakarta yang mundur. Saya tidak paham apa indikator maju atau mundurnya MUI DKI," ucap Dedek kepada GenPI.co, Selasa (30/11).
Dedek menjelaskan meski demikian, wacana pembentukan pasukan siber untuk melindungi Anies Baswedan cukup aneh.
Sebab, kata dia, hal tersebut memberi dampak negatif dari lembaga tempat berkumpulnya para ulama di Indonesia.
"Saya bisa melihat apa yang dilakukan MUI DKI Jakarta jelas memundurkan demokrasi di Indonesia," jelasnya.
Selain itu, pembentukan pasukan siber MUI DKI Jakarta terkesan layaknya seperti buzzer.
MUI Pusat sebelumnya mengeluarkan fatwa haram untuk profesi buzzer.
Oleh karena itu, Dedek merasa hal tersebut menjadi janggal dan perlu mendapat perhatian lebih.
"Nah, itu juga mesti dijelaskan. MUI Pusat mengharamkan buzzer. Jadi, MUI DKI Jakarta harus menjelaskan apa yang dimaksud pasukan siber itu," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News