GenPI.co - Mantan Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Yudi Purnomo membeberkan bahwa beberapa mantan pegawai lembaga antirasuah yang ikut mengabdikan diri untuk memberantas korupsi lewat Polri.
Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah baik dalam semangat antikorupsi yang kini mulai surut di KPK.
“Saya lihat banyak yang mengambil tawaran tersebut. Adapun yang tidak mengambil dikarenakan mereka sudah mendapatkan pekerjaan di tempat lain,” ujar Yudi kepada GenPI.co, Selasa (7/12).
Dirinya juga turut menghormati keputusan mereka yang tidak ikut mengambil jalan pemberantasan korupsi lewat Polri.
Namun demikian, dirinya juga mengaku bahwa seluruh mantan pegawai KPK yang tak lulus tes wawasan kebangsaan (TWK) tetap solid.
“Terlebih lagi, kami juga menjadikan IM57+ institut sebagai sarana perjuangan dalam menyatukan kami-kami ini yang telah disingkirkan KPK,” lanjutnya.
Dia berharap, baik mantan pegawai KPK yang berkarir di kepolisian sebagai ASN, maupun mereka yang memilih di luar kepolisian tetap menjadi sosok yang bisa menjaga Indonesia dari korupsi.
“Ada yang bekerja di perusahaan swasta atau mengambil jalur profesional juga,” katanya.
Dirinya mengaku menjadi ASN Polri karena menurutnya Indonesia masih membutuhkan sosok profesional untuk memberantas korupsi.
“Karena Indonesia memanggil saya untuk kembali. Tentunya saya harus menjawab panggilan tersebut,” lanjutnya.
Sebagai orang yang selama 14 setengah tahun di KPK sudah mengabdi pada bangsa dan negara dengan menangkapi para koruptor, Yudi mengaku tak bisa membiarkan korupsi semakin menjadi-jadi.
“Sehingga, tawaran dan itikad baik dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang ingin kami menjaga dana Covid-19 dan mengawal proyek strategis nasional itu harus kami terima,” tandasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News