Refly Harun Blak-blakan: Pendukung Anies Baswedan Akan Gigit Jari

17 Desember 2021 06:45

GenPI.co - Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun blak-blakan membeber terkait presidential threshold yang belakangan ini sedang menjadi sorotan publik.

Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik itu melalui sebuah video yang tayang di kanal YouTube Refly Harun.

Menurut Refly Harun, bahwa banyak pihak menginginkan agar peraturan tentang presidential threshold direvisi, agar peserta pemilihan presiden lebih beragam latar belakangnya, tidak hanya berasal dari partai-partai besar saja.

BACA JUGA:  Air Rebusan Mentimun Campur Jahe Dahsyat, Khasiatnya Tokcer

Bahkan, Refly Harun menyebut bahwa dirinya mendukung semua tokoh yang berpotensi maju pilpres 2024.

"Saya pendukung Anies Baswedan, pendukung Prabowo Subianto, pendukung Puan Maharani, pendukung Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, kemudian Rizal Ramli, kemudian Gatot Nurmantyo, Ridwan Kamil, Khofifah Indar Parawansa," jelas Refly Harun dikutip GenPI.co, Kamis (16/12).

BACA JUGA:  Air Rebusan Daun Salam Sangat Dahsyat, Kolesterol Bisa Ambrol

Refly Harun mengungkapkan, bahwa dirinya memberikan dukungan pada tokoh-tokoh tersebut, karena ingin semua tokoh yang potensial baik di pusat maupun daerah bisa berlaga di Pilpres 2021.

"Sehingga semua calon pemimpin potensial, baik di pusat maupun di daerah itu bisa berlaga. Jadi nanti kita bisa bertemu dengan genuine leader betul-betul sosok yang memang bisa membawa negara ini," ungkapnya.

BACA JUGA:  Air Rebusan Serai Campur Daun Jeruk Nipis Khasiatnya Dahsyat, Wow

Pasalnya, Refly Harun menyoroti dampak diterapkannya presidential threshold, yang berpotensi menyebabkan beberapa tokoh yang dijagokan untuk maju sebagai capres menjadi terhambat langkahnya.

"Ini salah satu dampak dari akibat diterapkannya threshold 20 atau 25 persen suara," jelas Refly Harun.

"Jadi bisa jadi jagoan yang kalian jagokan seperti Anies Baswedan atau Ganjar Pranowo tidak bisa nyalon," sambungnya.

Oleh sebab itu, Refly Harun lantas menyebut soal oligarki kekuasaan yang memborong semua kekuatan sosial politik.

"Karena oligarki kekuasaan memborong semua kekuatan sosial politik. Partai politik yang ada dan mereka tinggal membelah dua," bebernya.

Kemudian, Refly Harun membuat ilustrasi apabila pemegang kursi mayoritas di parlemen bersikap kompak saat pilpres nanti, maka tidak akan ada calon lain yang bisa berlaga.

"Misalnya sekarang istana menguasai 82 persen kursi parlemen yang lolos, parlemen threshold maka tidak ada calon lain kalau mereka kompak," jelas Refly Harun.

"Jadi mereka tinggal membelah dua, satu calon Prabowo Puan, satu calon lain ya bisa jadi ketua umum partai dari 7 tersebut," lanjutnya.

Menurut Refly Harun, pasangan kedua bisa dibentuk dari dua di antara lima ketua parpol yang tersisa.

"Jadi berarti tinggal 5, maka tinggal dibentuk pasangan di antara Surya Paloh, kemudian Suharso Monoarfa, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar dan Zulkifli Hasan," ungkap Refly Harun.

"Slotnya tinggal satu saja, di antara mereka tinggal bagaimana kesepakatan, lalu ya diadu dengan Prabowo, Puan yang merupakan kontestasi yang kira-kira cuma main-main saja. Tidak serius begitu," sambungnya.

Refly Harun membeberkan, bahwa bila hal itu benar-benar terjadi, maka pendukung Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo hanya bisa gigit jari karena jagoan mereka tak bisa berlaga.

"Makanya kita harus menghilangkan kemungkinan ini, sekecil apapun itu," tegas Refly Harun.

"Jadi mereka yang menjagokan Anies akan gigit jari, yang menjagokan Ganjar juga akan gigit jari kalau modelnya oligarki seperti itu ya," imbuhnya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co