GenPI.co - Pengamat Komunikasi dan Politik Jamiluddin Ritonga blak-blakan menyoroti wacana presidential threshold (PT) nol persen.
Meski ramai yang mendukung wacana tersebut, akan tetapi, partai politik banyak yang menolak wacana PT nol persen itu.
Pendapat beberapa parpol ini juga bervariasi dalam menentukan persentase presidential threshold.
Ada parpol yang mengusulkan 5 sampai 10 persen, ada yang 10 persen, tapi ada juga yang justru meminta 30 persen.
"Untuk mencari titik temu dari wacana tersebut, tampaknya perlu diambil jalan tengah terkait penetapan persentase PT," jelas Jamiluddin kepada GenPI.co, Jumat (17/12).
Misalnya, parpol di DPR perlu mempertimbangkan presidential threshold yang sama dengan ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
"Kalau ambang batas tersebut diterima, setiap parpol yang masuk Senayan dengan sendirinya berhak mengusung sendiri capres dan cawapres," ungkapnya.
Sehingga, setiap parpol yang ada di Senayan tidak perlu berkoalisi saat mengusung capres dan cawapres.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menyebut peluang berkoalisi akan terbuka bila putaran pertama pilpres tidak ada pemenang.
Pasangan calon yang masuk dua besar pada putaran pertama, dapat mengajak lainnya untuk berkoalisi di putaran kedua.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News