GenPI.co - Pengamat sosial politik Ubedilah Badrun memberikan catatan akhir tahun untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait infrastruktur yang menjadi fokus dalam membangun Indonesia.
Menurut Ubedilah, pembangunan infrastruktur justru terkesan kopong.
Ubedilah menilai, persoalan infrastruktur acap kali luput dari perhatian banyak pihak untuk dikritisi.
“Betul memang Jokowi membangun infrastruktur. Tapi, sejumlah ilmuwan menyebut hal tersebut terkesan ugal-ugalan, berlebihan, dan ambisius,” ujar Ubedilah kepada GenPI.co, Sabtu (1/1).
Menurut dia, membangun infrastruktur memang penting. Namun, besarnya pengeluaran daripada pendapatan akan sangat membebani utang BUMN yang bengkak.
“Dalam pepatah melayu disebut besar pasak daripada tiang. Itu mewarisi beban sangat berat untuk rakyat,” katanya.
Selain itu, pembiayaan infrastruktur yang ada di Indonesia lebih besar daripada manfaat yang dirasakan rakyat banyak.
“Ambisi itu boleh tapi jangan berlebihan. Ingat rakyat,” ucapnya.
Dia mengatakan, ambisi Jokowi dalam membangun infrastruktur untuk mendorong perekonomian tidak sejalan dengan kesejahteraan rakyat.
“Ada 9,1 juta rakyat menganggur, bahkan dalam satu tahun ada 2 juta lebih pengangguran bertambah. Padahal membangun banyak infrastruktur mestinya menambah banyak orang mendapat pekerjaan, nyatanya tidak juga,” tuturnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News