GenPI.co - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menanggapi soal kritik dari Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap adanya mars dan himne KPK.
Fernando mengatakan, ICW tidak perlu memberikan komentar yang berlebihan terhadap peluncuran himne dan mars.
Menurut dia, selama tidak menggunakan anggaran yang berlebihan dan penyalahgunaan anggaran KPK, maka wajar-wajar saja dilakukan.
"Semoga saja mars dan himne yang baru saja diluncurkan KPK memberikan semangat dalam memberantas korupsi," kata Fernando kepada GenPI.co, Jumat (18/2).
Fernando menyebut, KPK sebaiknya memang hanya memberikan perhatian terhadap masukan dari masyarakat dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.
Pengamat ini mengatakan, ICW kalau memang ingin memberikan perhatian serius terhadap pemberantasan korupsi, silakan dilakukan.
"Berikan pendidikan dan pelatihan terhadap masyarakat dan penyelenggara negara untuk pencegahan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme," katanya.
Selain itu, Fernando mengatakan kalau memang para peneliti ICW ingin memiliki wewenang sebagai pemberantas korupsi, silakan juga ikut seleksi sebagai calon pimpinan KPK selanjutnya.
"Dengan demikian, diharapkan dengan masuknya sebagai pimpinan KPK akan mampu memberikan hasil kerja yang maksimal dalam mencegah dan memberantas korupsi," katanya.
Sebelumnya, Peneliti ICW Kurnia Ramadhana menyoroti pembuatan mars dan himne KPK.
Menurut dia, mars dan himne itu tidak akan menaikkan indeks persepsi korupsi Indonesia, berkontribusi bagi kerja KPK, dan memberbaiki citra buruk KPK di masyarakat.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News