GenPI.co - Pengamat Politik Ujang Komarudin beri kritik kepada Presiden Joko Widodo terkait cuitan di Twitter.
Dalam cuitan tersebut Jokowi menuliskan Stop Perang, tetapi tak menyebutkan negara mana yang perang.
“Pesan yang ambyar,” ucap Ujang kepada GenPI.co, Rabu (2/3).
Ujang mengatakan sebaiknya Presiden Jokowi menggunakan diksi yang tepat.
“Mestinya dikeluarkan atau digunakan diksi Stop Perang antara Rusia dengan Ukraina,” ungkapnya.
Sebab, jika hanya menyebutkan stop perang akan bermakna lain.
“Kalau hanya stop perang, maka maknanya jadi kemana-mana, maknanya jadi umum, tidak khusus kepada perang Rusia dan Ukraina,”
Dosen Universitas Al-Azhar itu mengatakan, sebaiknya presiden memiliki sikap tegas dan mengeluarkan statement yang tepat.
“Mestinya sebagai Presiden membuat pernyataan yang jelas, tegas, dan lugas agar menghentikan atau stop perang antara Rusia dan Ukraina,” katanya.
Ujang pun menyinggung ucapan presiden soal stop perang bisa diartikan dengan perang opini yang sedang memanas saat ini.
Dia menyebut, rakyat Indonesia bisa juga memaknai stop perang opini antara pendukung dan penolak perpanjangan masa jabatan presiden.
“Stop, agar tak menghancurkan demokrasi dan tak mengkhianati reformasi,” imbuh Ujang.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News