Advokat Muslim Indonesia Sentil BNPT, Begini Ucapannya

09 Maret 2022 21:40

GenPI.co - Sekretaris Jenderal Serikat Advokat Muslim Indonesia (SAMI) Juju Purwantoro mengatakan, lima kriteria penceramah radikal yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) berpotensi membuat gaduh.

Alih-alih mencerahkan publik, Juju melihat hal itu malah bisa menimbulkan ketidakpastian hukum di masyarakat.

Dia lantas menyoroti aturan pertama yang menyebut penceramah radikal karena anti-Pancasila dan beridelogi khilafah.

BACA JUGA:  Teriakan Novel Bamukmin Mengejutkan untuk BNPT, Begini Bunyinya

"Padahal, apa yang disampaikan ulama tidak jadi masalah sepanjang sesuai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dan makna ajaran Islam berdasar Al-Qur'an dan Hadis Rasul," kata Juju kepada GenPI.co, Rabu (9/3).

Juju blak-blakan menyebut hal itu sebagai kontroversi.

BACA JUGA:  BNPT Umumkan Ciri Penceramah Radikal, Begini Respons Mujahid 212

Pasalnya, yang seharusnya dilarang ialah ideologi komunisme.

Menurutnya, adanya ijtimak ulama (2021) dan fatwa MUI telah jelas menerangkan persoalan khilafah.

"Ini penting agar masyarakat dapat memahami makna khilafah supaya tidak dipandang negatif. Ajaran Islam tujuannya untuk kedamaian," katanya.

Juju juga menyorotu poin kedua kriteria penceramah radikal yang mengajarkan paham takfiri atau mengkafirkan.

Juju beralasan, ajaran Islam memaknai takfiri adalah yang beragama non-Islam dan itu tidak digunakan untuk mengolok-olok.

Pengacara ini mengatakan, jangan sampai keluarnya kriteria penceramah radikal ini membuat Indonesia ternebak pada label dan stigma.

"Sebaiknya BNPT lebih fokus pada fungsi dan tugasnya untuk mengantisipasi dan menangani tindak kejahatan terorisme   yang sebenarnya sesuai UU 5 tahun 2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme," katanya.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Hafid Arsyid Reporter: Chelsea Venda

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co