GenPI.co - Pengamat militer dan intelijen Ridlwan Habib merespons terobosan dan kebijakan Panglima TNI Andika Perkasa dalam rekrutmen prajurit TNI.
Seperti diketahui, Andika menghapus tes renang dan akademik dalam seleksi penerimaan prajurit TNI.
Tak hanya itu, Andika juga memperbolehkan keturunan Partai Komunis Indonesia (PKI) mendaftar dalam seleksi penerimaan prajurit TNI.
"Dari sisi perhitungan teknis, kalau calon prajurit usia 17 tahun, ayah dan ibunya diperkirakan paling muda usia 40 tahun, artinya lahir di tahun 1981. Sudah tidak ada lagi PKI di tahun itu," ujar Ridlwan di Jakarta, Kamis (31/3).
Ridlwan menambahkan, kebijakan Andika sudah tepat dari sisi Undang-undang maupun dari teknis perhitungan.
Dia yakin sistem seleksi tetap menjaga agar tidak ada paham komunisme yang bisa menyusup masuk ke TNI.
"Pada wawancara mental ideologi nanti pasti juga tetap tersaring," kata Ridlwan.
Dia mengatakan, pada era dunia yang makin maju, paham komunisme, marxisme, dan leninisme bisa ditangkal dengan wawancara mendalam terhadap calon prajurit yang mendaftar
"Ada teknik khusus psikologi militer yang bisa menyaring itu," jelasnya.
Ridlwan juga mengapresiasi kebijakan penghapusan tes renang sebagai syarat kelulusan seleksi prajurit TNI.
Menurut dia, ada anak muda yang secara geografis tidak memungkinkan belajar berenang.
"Itu nanti juga bisa dipelajari di akademi militer jika sudah diterima," ujar Ridlwan. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News