GenPI.co - Pengamat militer dari Institute For Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi menyinggung kebijaksanaan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa soal keturunan PKI.
Sebelumnya, Panglima Andika Perkasa menegaskan siapa pun berhak untuk menjadi prajurit TNI, termasuk keturunan PKI.
Menurut Khairul, keputusan tersebut mengingatkannya soal polemik taruna keturunan Prancis Enzo Zens Allie.
"Saya jadi ingat kasus taruna keturunan Prancis Enzo Zens Allie yang sempat ingin dikeluarkan karena jejak digital pernah mengibarkan bendera tauhid," ujar Khairul kepada GenPI.co, Jumat (1/4).
Khairul menjelaskan Jenderal Andika Perkasa, yang saat itu masih menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), memutuskan Enzo tetap menjadi taruna akmil.
Keputusan itu tetap diambil Andika meskipun menteri pertahanan meminta untuk pecat.
Menurut dia, keputusan tersebut sangat tepat dan progresif, terutama soal hukum yang ditegakkan Jenderal Andika Perkasa.
"Dia (Enzo) dikhawatirkan terpapar apa yang disebut sebagai radikalisme. Waktu itu, dengan alasan yang lebih kurang serupa, saya bela Enzo," jelasnya.
Dengan demikian, Khairul menilai kebijakan baru tersebut menekankan warga negara bebas untuk mendapatkan hak asasi manusia.
Selain itu, Khairul menegaskan tidak hanya keturunan PKI yang boleh masuk anggota TNI, tetapi juga dari beragam latar belakang keluarga.
"Dengan kebijakan baru ini, tidak ada lagi yang dibatasi hak dan peran sertanya. Mau anak cucu PKI, DI/TII, HTI, atau bahkan FPI, sepanjang sehat jasmani dan rohani, boleh ikut seleksi jadi tentara," imbuhnya. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News