Kapolri, Menko Polhukam dan Panglima Kunjungi Manokwari

22 Agustus 2019 10:24

GenPI.co -  Kapolri Tito karnavian akan mengunjungi  Manokwari pada Kamis (22/8) ini. Ia tak sendirian, sebab turut pula Panglima Marsekal TNI Hadi Tjahjanto serta Menkopolhukam Jenderal Purn Wiranto. Ketiganya akan memantau langsung situasi di Manokwari menyusul  kerusahan yang melanda kota itu Senin (19/8)

Kabar kunjungan ketiga petinggi negara itu disampaikan oleh Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Papua Barat, AKBP Mathias Krey.

"Benar beliau dijadwalkan tiba siang ini pukul 12:00 WIT. Saat ini sudah dalam perjalanan," kata Mathias Krey di Manokwari, Kamis, dilansir dari ANTARA.

Baca juga:

Polisi Sita Bendera Bintang Kejora dari Pengunjuk Rasa di Timika

5 Kuliner Khas Papua yang Wajib Kamu Cicipi! 

Sawah Jaring Laba-laba, Obyek Wisata di Kampung Bertrand Peto

Menurut jadwal,  Kapolri Tito Karnavian pula Panglima Marsekal TNI Hadi Tjahjanto serta Menkopolhukam Jenderal Purn Wiranto akan melakukan peninjauan umum. Mereka juga akan menggelar konferensi pers untuk menyampaikan kondisi terkini mengenai  situasi kota itu, serta beberapa hal terkait kerusuhan tersebut. 

"Jadwal pastinya nanti kami liat dulu. Yang pasti beliau ke sini untuk memantau situasi di Manokwari pascarusuh Senin lalu. Dengan demikian akan diketahui apa yang harus dilakukan masing-masing pihak," katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, keruauhan di Manokwari dipicu oleh dugaan tindakan persekusi  yang dialami oleh Mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang. 

Tanggal 15 Agustus 2019, Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRI-WP) di Kota Malang melakukan unjuk rasa damai untuk menolak Perjanjian New York yang ditandatangani Indonesia, Belanda, dan Amerika Serikat pada 15 Agustus 1962. 

Namun kemudian aksi mereka dihadang oleh sekelompok orang berpakaian preman. Kelompok tersebut meneriaki massa aksi damai yang mayoritas mahasiswa Papua tersebut dengan nama-nama binatang, melempari helm dan batu, dan menendang mereka. 

Ini menyebabkan beberapa massa aksi terkena lemparan batu dan mengalami luka serius. Tak hanya itu, 13 mahasiswa Papua ditahan aparat secara paksa. Walaupun demikian, mereka tetap melakukan orasi politik dan menuntut aparat mengembalikan 13 mahasiswa yang mereka tahan. 

Tak berhenti di situ, esok harinya tanggal 16 Agustus 2019, berlangsung pengepungan Asrama Kamasan Mahasiswa Papua di Surabaya oleh aparat Tentara, Satpol PP dan ormas reaksioner. Mereka juga melakukan pengrusakan terhadap pagar asrama dan beberapa jendela-jendela asrama pecah. (ANT)

Video populer saat ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Paskalis Yuri Alfred

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co