Jenderal Andika Perkasa Tegas, Bakal Dikuliti Habis-habisan

25 Juli 2022 03:20

GenPI.co - Gebrakan yang dilakukan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sungguh tegas, kasus kematian Sertu Marctyan Bayu Pratama bakal dikuliti habis-habisan hingga menemukan keadilan sesungguhnya.

Andika Perkasa secara gamblang mengatakan bahwa penyelidikan kasus kematian Sertu Marctyan Bayu Pratama dibuka kembali.

"Sudah saya telusuri dan sudah saya mulai," kata Andika Perkasa di Mabes TNI, Jakarta, Minggu (24/7).

BACA JUGA:  Manuver Andika Perkasa Makin Gila, TNI Latihan Bersama Militer AS

Dia mengatakan dibukanya kembali kasus itu untuk memastikan semua pelaku tindak pidana atau yang membantu tindak pidana mendapatkan hukuman.

"Waktu itu yang masuk dalam berkas hanya dua perwira atasan yang melakukan penganiayaan," ungkapnya.

BACA JUGA:  Soal Autopsi Ulang Brigadir J, Begini Kata Andika Perkasa

Andika menjelaskan kasus itu akan dilimpahkan ke Pengadilan Militer di Jakarta dari Pengadilan Militer Jayapura.

Alasannya sederhana, karena personel satgas tersebut sudah kembali ke Jakarta dari Jayapura di Papua.

BACA JUGA:  Autopsi Brigadir J Dilakukan Dokter F, Andika Perkasa Titip Pesan

"Yang jelas, semua yang bertanggung jawab tidak hanya berdasarkan berkas yang dilimpahkan penyidik kepada oditur pada bulan Desember lalu," ungkapnya.

Dia mengakui jika proses penegakan hukum terkesan lama. Selain itu, Andika juga baru mengetahui informasi dari pemberitaan media oleh ibu korban.

Sebelumnya seorang ibu bernama Sri Rejeki asal Solo mencari keadilan atas kematian anaknya, Sertu Marctyan Bayu Pratama.

Dirinya mengira kematian anaknya akibat dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh seniornya di Timika, Papua.

Sri Rejeki kala itu meminta keadilan kepada Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa, agar kasus anaknya tersebut dapat segera disidangkan dan diputuskan seadil-adilnya.

"Para pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal sesuai dengan perbuatannya. Kalau bisa ya dipecat karena sudah bisa merusak tatanan TNI dan juga membahayakan masyarakat sipil karena orang seperti ini kejam, ya," kata wanita berusia 50 tahun ini.

Informasi mengenai meninggalnya sang anak diterima pada 8 November 2021. Sri menerima informasi tersebut dari salah satu komandan anaknya yang ada di Solo.

"Hari Senin dikabari anak saya meninggal. Kabar dari komandan di Solo, katanya sakit, tapi saya tidak percaya. Soalnya Sabtu masih baik-baik saja, kok tiba-tiba Senin dikabari kalau anak saya meninggal," katanya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co