Pengamat Peringatkan Netizen soal Kasus Kematian Brigadir J

27 Juli 2022 01:00

GenPI.co - Seorang pengamat yang juga founder KlinikDigital.org, Devie Rahmawati memperingatkan netizen terkait kasus kematian Brigadir J.

Seperti diketahui, kasus kematian Brigadir Nofryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Polisi Ferdy Sambo tengah menjadi sorotan netizen Indonesia.

Hal inilah yang membuat Devie mengajak netizen Indonesia untuk mengawal kasus penembakan sesama polisi antara Brigadir J dengan Bharada E sesuai dengan data dan fakta dari penyelidikan menyeluruh.

BACA JUGA:  Usut Kasus Brigadir J, Komnas HAM Akan Cecar Ajudan Ferdy Sambo

"Akan menjadi bijak bila kita semua mengawal terus kasus Brigadir J dengan pikiran terbuka dan memberikan kesempatan para ahli yang sesuai dengan kompetensinya untuk mengumpulkan data-data objektif," kata Devie, Selasa (26/7).

Devie menilai bahwa penyelidikan kasus Brigadir J terus berlangsung dengan mengumpulkan fakta dan data yang sebenarnya secara objektif.

BACA JUGA:  Komnas HAM Tegaskan Niat: Kami Ingin Kasus Brigadir J Terang

Bahkan, saking objektifnya pengumpulan fakta dan data kasus kematian Brigadir J juga melibatkan Komnas HAM sebagai pihak eksternal.

Selain itu Devie juga memperingatkan bahwa, tidak semua informasi di media sosial menjadi berkah.

BACA JUGA:  Pengacara Brigadir J Senggol Ahok, Ruhut Sitompul Bereaksi Keras

Malah justru, sebagian informasi di media sosial bisa menjadi bencana karena banyak prasangka tanpa adanya data.

Devie menilai berbagai prasangka yang menggiring opini publik justru dapat memberikan dampak negatif bagi orang yang tidak bersalah dan mengaburkan kebenaran.

"Sering juga kita temui informasi yang tidak bermanfaat, bahkan opini tidak berimbang. Gulungan informasi viral menjadi alat untuk menjustifikasi justru mengaburkan kebenaran," ujarnya.

Devie menambahkan bila media sosial memang menciptakan ruang tanpa tuan dan tanpa batas. Sehingga hal tersebut memungkinkan setiap pengguna beraksi bebas.

"Dari beberapa kasus viral di media sosial, tak jarang tuduhan-tuduhan berujung kesalahan. Jari-jari netizen yang pada awal kasus viral pun tidak terkena pertanggungjawaban," tutupnya.(Ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Cosmas Bayu

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co