GenPI.co - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana menilai kondisi geopolitik yang tidak juga mereda bisa menyebabkan pelaku usaha tidak tenang.
"Situasi tidak aman, tidak stabil, maka ini tidak akan membuat perekonomian tumbuh," katanya di Jakarta, Rabu (3/8/2022).
Meski saat ini dunia baru saja memulihkan diri dari pandemi covid-19, namun masih ada kondisi-kondisi geopolitik yang cukup memengaruhi stabilitas ekonomi dunia.
Kondisi tersebut di antaranya perang antara Ukraina dan Rusia, serta gesekan antara China dengan Taiwan.
Rektor Universitas Jenderal A. Yani itu mengkhawatirkan respons Pemerintah China yang mungkin akan membentuk operasi militer khusus terhadap Taiwan. Hal itu serupa dengan yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina.
"Kalau ini terjadi kawasan kita yang akan terdampak sangat luar biasa. Kawasan kita yang kemudian akan bergejolak dan pelaku bisnis itu tidak akan melakukan usaha mereka dengan tenang," ujarnya.
Hikmahanto pun menilai perang antara Rusia dan Ukraina masih menjadi salah satu hal yang akan memengaruhi ekonomi global.
Namun, dia menilai situasi di Ukraina dan Rusia mulai mencatatkan progres menuju perdamaian dengan adanya kesepakatan soal rantai pasok pangan yang tidak akan diganggu Rusia.
Menurut Hikmahanto, kesepakatan tersebut juga merupakan buah dari kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia.
Ia menyebut meski Presiden Jokowi tidak secara gamblang meminta gencatan senjata, namun Kepala Negara menyampaikan apabila perang terus terjadi, maka negara berkembang sangat menderita karena terganggunya rantai pasok pangan.
Miliaran orang di negara berkembang akan kesulitan mendapatkan pasokan pangan.
"Ini kecerdasan Presiden Jokowi dalam meminta gencatan senjata, bagaimana dia membungkus isu gencatan senjata dengan isu yang lebih besar yaitu krisis kemanusiaan. Alhamdulillah sudah ditindaklanjuti Sekjen PBB dan Turki," tuturnya. (antara)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News