GenPI.co - Pengamat komunikasi dan politik Jamiluddin Ritonga menyoroti hasil survei lembaga Center for Political Communication Studies (CPCS).
Sebelumnya survei tersebut menyatakan elektabilitas Partai Nasdem menurun akibat mendukung Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Survei yang dilakukan oleh CPCS terkesan tergesa-gesa," ujar Jamiluddin kepada GenPI.co, Senin (8/8).
CPCS menyatakan, turunnya elektabilitas Partai NasDem dari 4.0 persen menjadi 2,1 persen karena ditinggal pemilih nasional. Suara tersebut dikatakan beralih ke partai nasionalis.
Akademisi dari Universitas Esa Unggul itu menilai kesimpulan hasil survei tidak nyambung.
"Karena, elektabilitas PDIP naik dari 18,1 persen menjadi 19,5 persen. Sementara elektabilitas Gerindra dari 8,8 persen naik menjadi 13,2 persen," tuturnya.
Hasil survei tersebut menyimpulkan, kenaikan elektabilitas PDIP dan Gerindra sebesar 5,8 persen.
Sementara itu, elektabilitas Partai Nasdem hanya turun 1,9 persen.
"Ini artinya, turunnya elektabilitas Partai Nasdem tidak sebanding dengan kenaikan elektabilitas PDIP dan Gerindra yang notabene partai nasionalis," bebernya.
Dosen Metode Penelitian Komunikasi itu menilai kesimpulan hasil CPCS sulit diterima akal sehat.
"CPCS perlu menjelaskan kembali dasar kesimpulannya," tegasnya.
Jika tidak bisa menjelaskannya, CPCS dapat dinilai sudah melakukan kebohongan publik.
"Hal itu selain merusak kredibilitas CPCS, juga akan menjatuhkan image lembaga survei lainnya," jelasnya.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News