Eksistensi Suharso Monoarfa Dinilai Mengancam PPP Jelang Pemilu 2024

30 Agustus 2022 01:20

GenPI.co - Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat Hari Purwanto menilai eksistensi Suharso Monoarfa mengancam Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jelang Pemilu 2024.

Sebagai ketua umum (ketum) PPP, Suharso Monoarfa seperti tak serius mengurus partai.

Hal tersebut disampaikan Hari dalam diskusi publik bertajuk “Akankah PPP Lolos Parliamentary Threshold 2024” yang digelar Tim Hukum Penyelematan PPP di Jakarta, Senin (29/8/2022).

BACA JUGA:  Buntut Ucapan Amplop Kiai, Suharso Monoarfa Dilaporkan ke Bareskrim Polri

"Hanya kepentingan individu saja yang dikeluarkan. Dia menyebut kiai amplop. Sengaja atau tidak, Suharso sudah meruntuhkan rumah besar yang membesarkannya," ujar Hari Purwanto.

Hari menilai Suharso seperti lupa bahwa dia dibesarkan oleh PPP.

BACA JUGA:  Suharso Monoarfa Diminta Mundur, Rusli Effendi: Demi Keselamatan PPP

Menurutnya, pernyataan Suharso yang kontroversial dan menimbulkan polemik dinilai mengancam basis massa seperti kiai, ulama, dan ustadz. 

"Ketum PPP dengan mengucapkan kiai amplop, padahal tak semua bersikap itu. Itu sama saja pelecehan. Apa yang dikatakan Suharso sudah tak benar. Dia yang menghancurkan PPP, bukan kadernya. Statement itu bahkan masih menjadi trending," kata Hari.

BACA JUGA:  Suharso Monoarfa Tegaskan KIB Kompak soal Kandidat Capres 2024

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti memaparkan, dari beberapa hasil survei, ektabilitas PPP merosot dan terancam tak lolos ke parlemen.

"Suaranya bahkan tergerus oleh partai baru. Tentu saya lihat wajar ada kekhawatiran terhadap PPP dari internal mereka sendiri," ungkap Ray.

Ray meyakini, jika suasana PPP tak nyaman, akan sulit PPP melakukan konsolidasi dan mobilitas dalam rangka meraup suara. 

"Berdasarkan itu, saya kira kalau sampai Desember 2023, mereka akan kesulitan bersaing ke parlemen dan melawan partai baru," jelas Ray.

Ray menilai persoalan Suharso itu sebaiknya segera diselesaikan sebelum Desember 2023. Sebab, pasca itu akan sulit melakukan perbincangan soal keabsahan dan persiapan Pileg 2024.

"Jika tidak, PPP juga berpotensi kehilangan basis massa pemilih akibat kontroversi Ketum. Khususnya soal pemilih perempuan dan kalangan ulama," jelas Ray.

Di sisi lain, Koordinator Tim Penyelamat PPP M Soleh Amin menegaskan sudah ada teguran dari majelis agar Suharso mengundurkan diri demi menyelematkan kepentingan PPP. 

Dia juga menilai Suharso banyak berkutat pada isu pribadi yang berdampak negatif terhadap partai.

"Ini untuk menyelematkan partai," kata Soleh.

Soleh meyakini, ada niat jahat terhadap PPP kalau Suharso tetap bertahan sebagai Ketum PPP yang elektoralnya tengah turun. 

"Sebab, segmen elektoral kami dihabisi. Jadi, untuk keselamatan partai perlu ada kepemimpinan baru, entah itu dari luar atau dalam," tutup Soleh.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Pulina Nityakanti Pramesi

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co