GenPI.co - Koalisi Masyarakat Sipil menggelar tenda sebagai bentuk perlawanan panjang saat berunjuk rasa di depan gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (6/12).
Koordinator Lapangan Aksi Koalisi Masyarakat Sipil Dzuhrian Ananda Putra menyebut bertenda atau camping merupakan kegiatan yang panjang dan membutuhkan energi.
"Oleh karena itu, kami mau bilang perlawanan masyarakat itu akan panjang dan terus dilakukan," ucap dia di lokasi.
Dzuhrian menyatakan gelombang unjuk rasa tak hanya dilakukan sejak kemarin dan hari ini, tetapi seterusnya.
Dia menyebut unjuk rasa kali ini memang diakibatkan dampak pengesahan RKUHP.
Menurutnya, setiap orang bisa terkena pasal-pasal yang dianggap bermasalah dalam RKUHP.
"Perempuan, pers, buruh, petani, dan masyarakat lain pun rentan terkena. Itu jadi salah satu keputusan kami memilih bertenda," ujarnya.
Sementara itu, Dzuhrian menyebut camping di rumah rakyat juga sebagai bentuk protes kehadiran dewan yang sedikit saat pengesahan RKUHP.
"Kami mau bilang lebih banyak rakyat (yang hadir, red), kalau enggak salah, cuma 18 (anggota DPR RI, red)," terangnya.
Di sisi lain, Dzuhrian mengatakan aksi kali ini merupakan lanjutan dan pihaknya akan terus memperbesar gelombang perlawanan ke depannya.
"Hal ini sebagai bentuk awalan atau pembuka dari perlawanan yang akan diteruskan sampai undang-undang tersebut dibatalkan atau digagalkan baik dengan cara litigasi maupun nonlitigasi," kata Dzuhrian.
Adapun dalam aksi kali tersebut, dua tenda terlihat digelar di depan gedung DPR RI bersama dengan sejumlah alat pendukung untuk camping. (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News