Kesedihan Gian, Tak Percaya Ibu dan Adiknya Dibakar di Papua

03 Oktober 2019 03:15

GenPI.co - Seorang anak perantau Minang korban kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, yang berasal dari Sungai Rampan, Koto Nan Tigo IV Koto Hilie, Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat bernama Gian (13) hingga kini tidak percaya akan kabar bahwa ibu dan adiknya meninggal dunia dengan cara mengenaskan.

 

"Awalnya sempat tidak percaya, apalagi mendengar kabar kalau ibu dan adik saya sudah meninggal karena dibakar," ungkapnya seperti dikutip Antara dalam kesaksian di Padang, Rabu (2/10).

 

Akan tetapi, ia terpaksa harus bersabar menerima kenyataan pahit itu dan bersyukur karena ibu dan adiknya bisa dibawa pulang dan Gian bisa melihat mereka untuk yang terakhir kalinya.

 

"Alhamdulillah, Allah SWT masih menyelamatkan ayah dan bisa pulang bertemu dengan Gian," ucapnya sedih.

 

James Lugian Rizal (13) atau sering disapa Gian itu merupakan anak pertama salah seorang korban perantau Minang Erizal (42) yang berhasil menyelamatkan diri dari kerusuhan di Wamena dengan berpura-pura mati.

 

Gian merupakan anak pertama dari dua orang bersaudara, namun sekarang tinggal sendiri dan terpaksa mengikhlaskan kepergian adiknya yang baru berumur delapan tahun akibat kerusuhan di Wamena.

 

Ia memang tidak ikut merantau bersama ayah, ibu dan adiknya ke Wamena karena Gian tengah bersekolah di SMP Serambi Mekah di Padang Panjang.

 

Ia mendapat kabar duka yang menimpa keluarganya itu dari tantenya di Kabupaten Pesisir Selatan.

 

Selain itu, Gian memiliki cita-cita yang mulia yakni ingin menjadi seorang ustaz.

 

Ia berharap semoga musibah yang menimpa keluarganya tidak menjadi penghalang untuk melanjutkan sekolah dan mewujudkan impiannya. (*)

Simak video pilihan redaksi berikut ini:

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co