GenPI.co - Direktur Strategi Pusat Penerangan Politik (Puspenpol) Adrian Zakhary mengatakan X yang dahulu bernama Twitter lebih banyak digunakan netizen tua yang cenderung konvensional dengan fokus dan isu sosial dan politik.
“Mereka asyik bermain dengan warga X yang terkesan itu-itu saja. Sayangnya banyak media nasional, homeless media, dan tokoh prominent yang masih mengutip X karena sudah tersedia secara publik alat ukur; monitoring, serta analisis secara gratis dan terjangkau,” kata Adrian, Selasa (23/1).
Dia menjelaskan banyak masyarakat yang masih melihat trending topic dan kata kunci populer di X sebagai acuan pemberitaan utama.
Padahal, akun yang membentuk obrolan di X belum tentu dikelola manusia alias hanya bot atau proxy.
Berdasarkan data Statista, X berada di urutan ke-12 secara global. Namun, X menarik 18,5 juta pengguna aktif di Indonesia. Angka itu menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna terbesar kelima di dunia.
Di sisi lain, TikTok kini telah meraih posisi teratas. Menurut data dari We Are Social per November 2023, TikTok memiliki 106 juta pengguna aktif di Indonesia.
Angka itu menjadikan TikTok sebagai platform dengan pengguna terbanyak kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Adrian menjelaskan TikTok kini layak dianggap sebagai referensi politik yang berpengaruh di tanah air.
Hal ini dibuktikan dari dominasi Gibran Rakabuming Raka dalam debat keempat cawapres. Saat itu, konten TikTok tentang Gibran mencapai 28,3 juta views dan tiga juta likes dalam 24 jam.
“Gibran Rakabuming Raka sangat unggul di TikTok di antara semua cawapres. Video FYP atau viral didominasi Gibran, baik saat debat berlangsung maupun setelah debat,” ucap dia.
Dia menjelaskan konten tertinggi ialah Mas Gibran MVP yang menggabukan gaya-gaya unik Gibran Rakabuming Raka.
“Dalam waktu 24 jam dari debat, sudah mencapai 28,3 juta views dengan tiga juta likes dan dipenuhi lebih dari 64 ribu komentar,” tambah dia. (*).
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News