GenPI.co - Anggota Komisi I DPR RI Syamsu Rizal menilai Istana Negara perlu memperbaiki komunikasi publik menyusul batalnya Hasan Nasbi mundur dari Kepala PCO.
Syamsu Rizal mengatakan tim komunikasi Istana memiliki masalah yang serius, dan perlu diperbaiki saat menanggapi kasus tertentu.
Semisal saja terkait teror ke Tempo berupa pengiriman kepala babi. Istana diketahui tidak merespons dan bilang “dimasak saja.”
Politikus PKB itu menilai pernyataan seperti itu tidak mempunyai empati ketika teror terjadi di media.
“Komentar seperti itu tidak mencerminkan juru bicara kepresidenan yang profesional,” kata pria yang akrab disapa Deng Ical itu dikutip dari JPNN.com, Jumat (9/5).
Menurut dia, juru bicara Istana harus memahami mengenai posisinya untuk mewakili negara. Bukan untuk diri sendiri saat bicara ke publik.
Dia juga menyebut juru bicara maupun pejabat Istana pun harus menyampaikan pernyataan melalui pertimbangan yang matang.
“Jangan ada sentimen pribadi saat menyampaikan keterangan resmi. Sebab dia bukan juru bicara tim sukses paslon,” ujarnya.
Dia mengatakan publik selama ini dibuat bingung karena ada banyak pola komunikasi yang tidak konsisten. Terlebih ada pembatalan mutasi di tubuh TNI.
“Ini tidak hanya mengenai Hasan Nasbi atau TNI. Ini terkait bagaimana negara berkomunikasi dengan rakyatnya,” ucapnya. (ast/jpnn)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News