GenPI.co - Sebanyak 826 pasangan suami istri bercerai akibat dari pilkada langsung. Kasus perceraian tersebut terbanyak di Pulau Jawa.
"Data terakhir itu ada 826 pasutri bercerai gara-gara pilihan berbeda," kata Ketua MPR Bambang Soesatyo di Tanjungpinang, Kepri, Jumat (22/11).
BACA JUGA: DPR: Pilkada Langsung Mewujudkan Kedaulatan Modal
Menurut pria yang biasa disapa Bamsoet, pilkada langsung juga menimbulkan terjadinya gesekan akar rumput, perpecahan, hingga perang antarsuku dan antarkampung.
"Bahkan orangtua bertikai dengan anak terjadi akibat pilkada langsung," ujarnya.
Dampak lainnya dari pilkada langsung yang selama ini dipertahankan, kata dia, ialah sistem demokrasi Indonesia menjadi terjebak dengan angka-angka.
Dikatakannya, dewasa ini anggota DPR dan DPRD yang masuk ke parlemen bukan lagi membawa aspirasi rakyat, tetapi bermain dengan angka-angka.
BACA JUGA: Panglima TNI: Papua jadi Wilayah Rawan di Pilkada 2020
Politikus Golkar itu mengaku tidak begitu yakin jika mereka bekerja untuk rakyat setelah terpilih. Karena biaya politik yang tinggi dan tak masuk akal.
"Sehingga anggota DPR, DPRD dan kepala daerah akan berpikir bagaimana uang kampanye balik lagi ke kantong pribadi dibanding fokus memikirkan rakyatnya," ucap Bamsoet.
Maka itu, lanjut dia, saat ini MPR tengah mengevaluasi pilkada langsung untuk melihat apakah lebih banyak manfaat atau mudarat. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News