Sikap Luhut dan Prabowo Soal Natuna, Dikritik Politikus Demokrat

04 Januari 2020 14:54

GenPI.co - Merespons masuknya kapal coast guard Tiongkok dan kapal pencari ikan Negeri Tirai Bambu itu ke perairan Natuna di Kepulauan Riau.

Anggota DPR Fraksi Partai Demokrat Irwan meminta pemerintahan Xi Jinping menghormati kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BACA JUGA: Ini Strategi Militer Menhan Prabowo, Hadapi China di Laut Natuna

Protes Indonesia ke Beijing, memang dianggap angin lalu oleh pejabat Kementerian Luar Negeri Tiongkok. 

Mereka justru mengklaim balik bahwa Kepulauan Nansha, perairan yang mereka masuki merupakan wilayah kedaulatan negaranya.

BACA JUGA: Bak Bidadari Datangi Korban Banjir, Mulan Jameela Kelewat Cantik

"Saya mengutuk keras atas pernyataan pemerintah China yang menganggap tindakan mereka masuk di Natuna, sebagai hal biasa dan merupakan hak serta kepentingan kedaulatan mereka," tegas Irwan dalam keterangan persnya, Sabtu (4/1).

BACA JUGA: Kesabaran Anies Baswedan Menangani Banjir, Membuat Haru Warga DKI

Anak buah SBY di Partai Demokrat menilai respons Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Jumat (3/1) terkesan pragmatis.

BACA JUGA: Wow... Kekuatan AL China vs Indonesia: Bak Langit dan Bumi

"Saya juga kecewa dengan respons pemerintah Indonesia, yang terlihat menunjukkan sikap pragmatisme yang tinggi, dibanding mengedepankan nasionalisme," ungkap legislator asal Kalimantan Timur ini.

Irwan mengatakan, sikap pemimpin bangsa sekarang ini seharusnya mencerminkan nilai-nilai luhur dan sejarah bangsa sebagaimana ditunjukkan para pendahulu kita.

BACA JUGA: Anies Baswedan Berjibaku Melayani Warganya, PDIP Bilang Ini...

"Pemimpin pendahulu kita tidak pernah mengajarkan bangsa ini tunduk pada bangsa lain dengan alasan takut tidak makan, miskin apalagi takut investasi terganggu," beber Irwan.

Irwan pun menyarankan pemerintah melakukan protes yang keras kepada China, dan meminta agar jangan sekali-kali mengulanginya karena ini menyangkut kedaulatan bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Kisah Banjir di Pancoran: Air Bah Datang Seperti Tsunami...

Sementara itu, otoritas China sebelumnya menyatakan kawasan yang dilewati nelayan serta coast guard negaranya adalah wilayah kedaulatannya sendiri. 

Batas wilayahnya adalah 9 Garis Putus-putus (9 Dash Line) yang dibikin sejak 1947.

Masalahnya, 9 Garis Putus-putus yang diklaim China sebagai batas teritorinya itu menabrak teritori negara lain, termasuk menabrak Perairan Natuna milik Indonesia.(*)
 

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co