Presiden Jokowi Bakal Ditinggal Parpol Pendukung, Ini Analisisnya

31 Januari 2020 03:16

GenPI.co - Kesetiaan partai pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini berada di dalam kabinet akan luntur pada tahun ke dua.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam.

BACA JUGA: Menhan Prabowo Bahas Kontrak Sukhoi-35 Rusia, Amerika Ketar-ketir

Menurut Analisis Saiful, bahwa kesetiaan partai koalisi pada Jokowi tersebut akan lebih cepat luntur, jika dibandingkan saat Jokowi menjabat pada periode pertama.

"Mereka akan berpikir untuk mempersiapkan Pilpres 2024 nanti," beber Saiful Anam dalam keterangan persnya, Kamis (30/1).

BACA JUGA: Strategi Menhan Prabowo Bikin Melongo, Kini Bidik Misil Rusia

Menurut Dosen Politik Hukum Tata Negara Unas itu, bahwa riak-riak kecil di internal partai koalisi itu sudah terjadi pada periode ke-2 Jokowi menjabat. 

Di mana ketua umum partai NasDem Surya Paloh sering memunculkan bola panas itu, meskipun anak buahnya jadi menteri.

BACA JUGA: China Makin Mencekam, Virus Corona Sudah Masuk Wilayah Suci Tibet

Salah satu faktor utama para pendukungnya cepat-cepat pergi meninggalkannya adalah karena Jokowi sudah tidak bisa maju lagi pada Pilpres 2024. 

Ditambah lagi, kekompakan di antara partai koalisi juga menjadi penentu.

BACA JUGA: Ratusan Honorer K2 Dilantik Jadi PNS, Air Mata Bercucuran...

"Tahun pertama keloyalan pendukung maupun partai koalisi Jokowi sangat kuat. Pada tahun kedua, loyalitas pendukung Jokowi mulai berkurang. Tahun ketiga, keempat dan kelima Jokowi akan mulai ditinggal oleh para pembantunya," ungkap Saiful.

BACA JUGA: Terpidana Jadi Dirut Transjakarta, Anies Baswedan Mimpi Apa ya...

Partai politik pendukung Jokowi akan mulai menghimpun kekuatan untuk menghadapi Pilpres 2024.

"Mereka ada yang menghimpun kekuatan baru antarsesama koalisi, koalisi dengan oposisi. Ada kemungkinan partai yang selama ini di tengah kemudian masuk menjadi mitra koalisi. Untuk itu, Jokowi mesti hati-hati dan mempertimbangkan dengan seksama langkah politik yang akan diambil," tegasnya.

BACA JUGA: Setelah Honorer K2, Kini Non-Kategori Minta Jadi PPPK

Saiful pun menyarankan agar Jokowi mewaspadai hal itu. 

Oleh karena itu, Saiful berharap agar Jokowi mekukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja para menteri pada tahun pertama.

"Kan saat ini tidak ada evaluasi 100 hari. Jadi, reshuffle akan dilakukan Jokowi pada satu tahun jabatannya usai, terlebih lagi bagi menteri yang sering membuat kegaduhan yang tidak sejalan dengan visi dan misi Presiden," beber Saiful.

Saiful menjelaskan akibat terjadinya pergeseran loyalitas dari partai pendukung, maka ditengah hingga akhir periode keduanya ini, Jokowi akan dekat kembali dengan relawannya.

"Oleh karena itu, Jokowi tidak perlu takut memecat pembantunya yang berkinerja buruk. Jokowi tentunya sangat ingin meninggalkan sesuatu yang terbaik sebagai legacy-nya setelah 10 tahun memimpin sebagai Presiden Ketujuh Republik Indonesia." pungkas Saiful Anam.(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Tommy Ardyan

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co