Jokowi Beri Sinyal Palsu, Kebijakannya Bikin Ngeri

21 September 2020 06:20

GenPI.co - Pengamat politik Rocky Gerung menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat kebijakan yang salah perihal penanganan pandemi virus corona (covid-19).

Rocky berkaca pada keputusan Jokowi menunjuk Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan untuk menangani corona di sembilan daerah.

BACA JUGA: 3 Tokoh Siap Menjegal, Prabowo Subianto Terancam Terjungkal

Jokowi memberi waktu dua minggu kepada Luhut untuk menurunkan jumlah kasus virus corona.

"Kebijakan presiden ini bikin publik ngeri karena presiden memberi sinyal palsu,” kata Rocky sebagaimana dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Senin (21/9).

Menurut Rocky, Jokowi seharusnya masuk psikologi rakyat jika ingin berempati.

“Kembangkan solidaritas bersama," ucap pria berkacamata tersebut.

BACA JUGA: Ngeri! Ini Jurus Istana Mematikan Langkah Anies Baswedan

Di sisi lain, Rocky menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bisa menurunkan kasus covid-19 dalam tempo dua pekan.

Syaratnya, Anies diberikan kewenangan penuh untuk mengambil berbagai kebijakan.

Selain itu, sambung Rocky, Anies juga tidak boleh “dikeroyok” para menteri di Kabinet Indonesia Maju.

"Saya yakin Anies Baswedan bisa turunkan covid-19 dalam dua pekan kalau proposal kebijakan yang disodorkannya kemarin (kembali ke PSBB awal) disetujui presiden," kata Rocky.

BACA JUGA: Jokowi Dianggap Sulut Bom Waktu, Bahaya Bisa Blunder!

Menurut Rocky, Anies juga berpeluang menahan laju resesi dalam dua pekan seperti target yang dibebankan Jokowi kepada jajarannya.

Pasalnya, lanjut Rocky, Anies memiliki skala prioritas, yakni mengendalikan laju covid-19 yang berimbas terhadap perekonomian.

Rocky menyebut strategi Anies berbeda dengan Jokowi. Sebab, kata dia, Jokowi menerima informasi dari jajarannya bahwa perekonomian masih bertumbuh.

Menurut Rocky, pada awalnya masyarakat menangkap sinyal bahwa Jokowi mengerti adanya ancaman terhadap perekonomian.

Oleh karena itu, sambung Rocky, Jokowi ingin perekonomian ditunda terlebih dahulu.

”Sekarang tiba-tiba presiden tidak mau terjadi resesi. Konsekuensi menunda ekonomi adalah resesi,” kata Rocky.

BACA JUGA: Politisi Senior PPP Tolak Calon Ketum dari TNI

Dia menjelaskan, hal itu merupakan pil pahit yang harus ditelan masyarakat.

“Masalahnya presiden tidak mau. Itu persoalannya," beber Rocky. (esy/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co