GenPI.co - Lama tak terdengar suaranya, mendadak Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko bicara lantang mengingatkan keberadaan Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI).
Munculnya kembali Moeldoko bisa jadi merupakan salah satu strategi mengadu dua jenderal yang pernah menjadi Panglima TNI.
BACA JUGA: Ancaman Gatot Nurmantyo Menggetarkan Jiwa Raga!
Gerakan KAMI memang diinisiasi Din Syamsuddin hingga Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang dinilai Istana merupakan sekelompok orang yang punya kepentingan.
"Mereka itu bentuknya hanya sekumpulan kepentingan. Silakan saja, tidak ada yang melarang. Kalau gagasannya bagus, kami ambil. Tetapi kalau arahnya memaksakan kepentingan, akan ada perhitungannya," tegas Moeldoko dalam keterangannya, Kamis (1/10).
BACA JUGA: Istana Gerah Gatot Nurmantyo, Peringatannya Mengerikan!
Moeldoko mengatakan tidak menutup kemungkinan akan ada muncul bentuk serupa KAMI lagi. Dia menilai hal itu tak perlu direspons berlebihan selagi hanya berupa gagasan.
Namun, mantan Panglima TNI ini memberi peringatan dan menegaskan agar jangan sampai KAMI mengganggu stabilitas politik.
"Jangan coba-coba mengganggu stabilitas politik. Kalau bentuknya sudah mengganggu stabilitas politik, semua ada risikonya," ungkapnya.
BACA JUGA: Ternyata Ini Penyebab Utama Wanita Melakukan Selingkuh
Dia juga mengatakan punya kalkulasi dalam menempatkan demokrasi dan stabilitas. Pemerintah siap mengambil langkah bila stabilitas politik terganggu oleh KAMI.
"Tetapi manakala itu sudah bersinggungan dengan stabilitas dan mulai mengganggu, saya ingatkan kembali, negara punya kalkulasi. Untuk itu, ada hitung-hitungannya," tegas Moeldoko.
Sementara itu, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo menegaskan bahwa Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia ( KAMI) bukanlah alat politik untuk membidik Pilpres 2024.
BACA JUGA: Tak Percaya Hoki, Oktober Bikin 6 Zodiak Banjir Rezeki Ajaib
"Boleh-boleh saja kalau menyangka KAMI saya gunakan untuk nyapres. Namanya juga politikus pasti dikaitkan dengan politik. Saya hargai itu," jelas Gatot.
Gatot menegaskan hal tersebut di kediaman salah satu anggota KAMI, Daday Hudaya, di Telukjambe, Karawang, Rabu (30/9).
Bagi Gatot, mereka yang mengkritik dirinya, berarti telah mendengarkannya baik-baik. Gatot juga mengingatkan para kritikus untuk berpikir lebih jauh agar bisa lebih paham.
Selain itu, Gatot juga menanggapi pertanyaan wartawan saat ditanya perihal dukungan dan doa para ulama yang menginginkan dirinya menjadi presiden.
"Saya yakin para ulama mendoakan saya menjadi presiden dan juga berdoa juga untuk menyelamatkan bangsa ini," kata Gatot.
Gatot juga menyatakan bahwa KAMI adalah organisasi moral dan tidak akan berubah jadi partai politik.
Bahkan dirinya juga menyatakan akan keluar jika organisasi tersebut berubah jadi partai.
Gatot menyebut organisasi yang didirikannya bersama Din Syamsuddin itu cepat berkembang, meski baru berdiri selama dua bulan karena adanya peran masyarakat.
Dirinya tak mau membohongi masyarakat dengan mengubah KAMI menjadi partai politik, karena organisasi tersebut memang tidak diniatkan untuk menjadi partai.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News