Duet Gatot Nurmantyo dan Anies Baswedan Dahsyat, Prabowo Gawat

05 Oktober 2020 11:30

GenPI.co - Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dinilai memiliki kekuatan dahsyat apabila berduet pada Pilpres 2024.

Saat ini dua tokoh hebat itu memang disebut-sebut akan bertarung memperebutkan kursi presiden pada 2024.

BACA JUGAGatot Diancam, Din Syamsuddin Bongkar Borok Rezim Jokowi

Menurut pakar hukum tata negara Refly Harun, Gatot akan diperhitungkan jika maju pilpres.

Status sebagai mantan Panglima TNI dinilai akan memberikan poin tersendiri bagi Jenderal Gatot Nurmantyo.

"Tentu akan dahsyat kalau Gatot dan Anies dipersatukan. Misalnya, sebagai simbol perlawanan dari rezim," kata Refly sebagaimana dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Senin (5/10).

Dia menambahkan, keputusan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto merapat ke pemerintahan Presiden Joko Widodo meninggalkan ceruk kosong.

BACA JUGAUcapan Jenderal Andika Perkasa Sungguh Mengguncang Jiwa

Menurut Refly, banyak pendukung Prabowo yang kecewa karena ayah satu anak itu bersedia menjadi menteri pertahanan di kabinet Jokowi.

Refly menilai para pendukung yang kecewa itu lantas mengalihkan dukungan kepada Anies.

"Ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo sejauh ini Anies Baswedan yang mengisi,” sambung Refly.

BACA JUGA: Sumpah, Pernyataan Jenderal Andika Perkasa Menggetarkan Jiwa Raga

Menurut Refly, para pendukung Prabowo memiliki alasan tersendiri sehingga mengalihkan dukungan kepada Anies.

“Pendukung Prabowo yang kecewa menjagokan Anies yang dianggap sebagai simpol perlawanan the establishment rezim Jokowi," kata Refly.

Namun, Refly juga melihat ada masalah besar yang harus diselesaikan apabila Gatot berduet dengan Anies.

"Persoalannya, siapa yang mau menjadi nomor dua?" ujar Refly.

Menurut Refly, dari sisi psikologis, Gatot dan Anies sama-sama ingin menjadi presiden.

Refly pun berkaca pada situasi yang terjadi pada Pilpres 2009. Saat itu Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri berduet.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Makin Terpojok, Posisinya Gawat Banget

Keduanya sama-sama memiliki basis massa yang kuat. Namun, Prabowo akhirnya bersedia menjadi cawapres.

"Itu bisa terjadi karena keduanya kepepet, keduanya tidak bisa maju kalau mereka tidak bersatu. Akhirnya Prabowo mengalah dan Megawati maju," sambung Refly. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Ragil Ugeng

BERITA TERPOPULER

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co