GenPI.co - Akhir-akhir ini situasi dilematis tampak terlihat dari Istana. Tekanan dan kritikan datang silih berganti kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mulai dari isu reshuffle kabinet, rekonsiliasi dengan Habib Rizieq Shihab, hingga kelanjutan langkah menangani virus corona (covid-19).
BACA JUGA: Ternyata Tokoh Top Ini Berperan di Balik Kepulangan Habib Rizieq
Akan tetapi, publik justru dikejutkan oleh perombakan tim covid-19 secara mendadak.
Di mana Presiden Jokowi menunjuk Menteri BUMN Erick Tohir menggantikan posisi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjadi Wakil Ketua IV di struktur Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN).
Sementara itu, Sri Mulyani saat ini menempati posisi Wakil Ketua V Komite PC-PEN. Sebelumnya, posisi tersebut diisi oleh Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
BACA JUGA: Media Australia Ingatkan Jokowi, Hati-hati Tangani Habib Rizieq
Namun demikian, Jokowi tetap meminta Erick menjabat posisinya dulu dalam struktur Komite PC-PEN, yaitu sebagai Ketua Tim Pelaksana.
Kepala negara menunjuk Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Andika Perkasa dan Wakil Kepala Kepolisian RI Gatot Eddy Pramono sebagai pembantu Erick dengan jabatan masing-masing Wakil Ketua Tim Pelaksana I dan II.
Dalam beleid itu dituliskan bahwa tugas Erick dari Jokowi tidak banyak berubah, yaitu; mengoordinasikan dan mengintegrasikan pelaksanaan kebijakan dan program penanganan covid-19 serta pemulihan perekonomian dan transformasi ekonomi nasional.
BACA JUGA: 5 Shio Sukses Tarik Hoki, Bisnis Meledak Bisa Kaya Mendadak
Namun, tambahannya adalah membantu Ketua Komite PC-PEN Airlangga Hartarto.
Perombakan ini tentu saja dikaitkan dengan momen Presiden Jokowi yang menegur jajarannya saat sidang kabinet paripurna di Istana Negara.
"Saya lihat, masih banyak kita ini yang seperti biasa-biasa saja. Saya jengkelnya di situ. Ini apa enggak punya perasaan? Suasana ini krisis," ungkap Jokowi pada sidang kabinet, Kamis (18/6).
Saat itu, Jokowi mengatakan harus ada langkah extra ordinary yang betul-betul dilakukan. Bahkan ia juga mengancam akan membubarkan lembaga dan melakukan reshuffle.
Kejadian tersebut membuat isu reshuffle mencuat kembali ke permukaan.
Ditambah lagi sejumlah politisi PDIP mendukung Jokowi meminta menyiapkan nama-nama pengganti menteri.
Bahkan, PDIP melihat dalam satu pemerintahan Jokowi, diduga terlihat gelagat permainan dari para pembantu presiden.
Namun, yang menarik adalah melihat peran Erick Thohir yang seakan menjadi anak emas Presiden Jokowi.
Meski, di sisi lain Erick Thohir menjadi bulan-bulanan kritik dari PDIP, salah satunya adalah serangan Adian Napitupulu.
Hal ini membuktikan bahwa Presiden Jokowi tak mau lagi menurut atau mengikuti segala sesuatu yang dipermasalahkan oleh PDIP, malahan sosok Erick Thohir dengan segala kemampuannya sukses menaklukkan hati Sang Presiden.(*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News